Bank Dunia Puji Penanganan Stunting di Indonesia
Bank Dunia memuju keberhasilan Indonesia menangani masalah stunting sejak 2010. Lembaga ini pun akan mengucurkan US$ 350 juta atau Rp 5,2 triliun setara kurs Rp 14.882/US$ pada akhir Juni 2022 untuk pengembangan sumber daya manusia, termasuk mengurangi stunting di Indonesia.
Menurut Bank Dunia, Indonesia telah membuat kemajuan signifikan tak hanya pada upaya mengurangi stunting, tetapi memperluas perlindungan sosial, bergerak menuju cakupan kesehatan universal, dan memperluas partisipasi siswa dalam pendidikan. Human Capital Index (HCI) Indonesia, yang mengukur kontribusi kesehatan dan pendidikan terhadap produktivitas generasi pekerja berikutnya, terus meningkat dari 0,50 menjadi 0,54 antara 2010 hingga 2020.
Meski demikian, menurut Bank Dunia, skor ini masih berada di bawah rata-rata negara Asia Timur dan Pasifik. Hal ini karena lemahnya sistem pendidikan dan jaminan sosial, serta tingkat stunting masih relatif tinggi meski sudah mulai ada kemajuan.
Untuk itu, Bank Dunia telah menyetujui pemberian pinjaman untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui perlindungan penghasilan, meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan, hingga meningkatkan efektivitas pengeluaran pemerintah.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Lester Satu Kahkonen menyebut Indonesia menjadi negara pertama di Asia Timur dan Pasifik yang memperoleh pinjaman untuk pengembangan SDM ini.
“Operasi tersebut mendukung serangkaian reformasi yang akan membantu mengeluarkan potensi penuh dari semua warga negara Indonesia,” kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (5/7).