BPS Catat Ekonomi Tahun Lalu Minus 2,07%, Kontraksi Pertama Sejak 1998

Agustiyanti
5 Februari 2021, 09:49
pertumbuhan ekonomi, resesi ekonomi, kontraksi ekonomi, bps
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5%.

Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu minus 2,07%. Ini merupakan pertama kalinya ekonomi Indonesia negatif secara tahunan sejak krisis moneter 1998. 

"Secara kumulatif, ekonomi Indonesia sepanjang 2020 dibandingkan 2019 mengalami kontraksi 2,07%. Ini adalah pertama kalinya ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sejak krisis 1998," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam Konferensi Pers Pengumuman PDB Kuartal IV 2020, Jumat (5/2). 

Advertisement

Suhariyanto menjelaskan, Indonesia tidak sendirian mengalami kontraksi ekonomi. Amerika Serikat negatif 3,5%, Singapura minus 5,8%, Korea Selatan negatif 1%, Hong Kong minus 6,1%, dan Uni Eropa minus 6,4%. Hanya Tiongkok dan Vietnam yang berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,3% dan 2,9%.

Ia menjelaskan,  seluruh komponen pengeluaran yang membentuk Produk Domestik Bruto pada tahun lalu terkontraksi, kecuali konsumsi pemerintah yang tumbuh 1,94%. Sementara konsumsi rumah tangga negatif 2,63%, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) negatif 4,29%, pembentukan modal tetap bruto/investasi minus 2,95%, serta ekspor dan impor masing-masing minus 7,7% dan minus 14,71%.

Adapun rkonomi pada kuartal keempat masih terkontraksi 0,42% secara kuartalan atau 2,19% secara tahunan, meski lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Seluruh komponen pengeluaran pada kuartal IV 2020 juga mengalami kontraksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kecuali konsumsi pemerintah yang tumbuh 1,76%. Konsumsi rumah tangga minus 3,61%, konsumsi LNPRT negatif 2,14%, pembentukan modal tetap bruto/investasi minus 6,15%, serta ekspor dan impor masing-masing minus 7,21% dan minus 13,52%.

"Secara umum, kontraksi yang terjadi pada kuartal keempat ini tidak sedalam kuartal ketiga sehingga menunjukkan arah perbaikan," katanya. 

Perekonomian beberapa negara pada kuartal IV membaik meski masih lemah terlihat dari data indeks PMI global. Semua negara masih menghadapi hambatan karena kasus Covid-19 yang masih tinggi. Pada kuartal IV, penyebaran virus masih tinggi, tidak hanya di Indonesia tetapi banyak negara. 

"Kami lihat beberapa negara di Eropa bahkan bahkan kembali melakukan lockdown," kata Suhariyanto

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement