• Bank-bank sentral negara maju dan emerging market mulai menaikkan bunga acuan merepons lonjakan inflasi. 
  • Inflasi Indonesia akan melampui target Bank Indonesia, yakni mencapai di atas 4%. 
  • Bank Indonesia diperkirakan menaikkan suku bunga mulai semester kedua tahun ini. 

Pandemi Covid-19 mendorong bank-bank sentral dunia, termasuk Bank Indonesia menurunkan suku bunga hingga ke level terendah dalam sejarah. Namun, kondisi kini berbalik. Perang Rusia dan Ukraina yang memicu lonjakan harga energi dan pangan memaksa bank-bank sentral bergerak cepat mengendalikan inflasi tinggi. 

Suku bunga rendah memberikan manfaat bagi konsumen. Salah satunya, Audry, pegawai swasta yang mendapatkan suku bunga murah saat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada tahun lalu. Ia memperoleh KPR dari PT Bank Negara Indonesia Tbk dengan bunga tetap selama tiga tahun, yakni sebesar 4,75% untuk tahun pertama dan kedua, serta 6,75% untuk tahun ketiga. 

“Memang ada kebutuhan untuk membeli rumah dan bunga yang ditawarkan juga cukup murah. Kebetulan sedang ada kerja sama antara bank dengan developer jadi dapat bunga promo,” ujar Audry kepada Katadata.co.id. 

Menurut Audry, bunga KPR yang diperolehnya terbilang murah dibandingkan bank lainnya yang masih berada dalam rentang 7% hingga 8%. Ia pun sadar, bunga yang harus dibayarkan setelah bunga tetap berakhir akan jauh lebih mahal. 

“Dengan bunga 4,75% cicilannya saat ini jadi terjangkau, di kisaran Rp 3 juta. Kemarin sudah tanya-tanya juga kalau floating mungkin akan ada di kisaran 11% atau 12%,” katanya. 

Audry sebenarnya was-was dengan cicilan KPR yang akan dibayarkannya nanti jika bunga promo yang saat ini dia nikmati berakhir. Ia berharap pendapatannya dan suami nantinya sudah meningkat saat harus membayar cicilan lebih mahal. 

Bank Indonesia saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5%, terendah sepanjang sejarah. Sementara berdasarkan survei harga properti dan residensial kuartal I 2022 yang dirilis BI, rata-rata bunga KPR pada Maret 2022 mencapai 8,11%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 8,55%. 

BI telah mempertahankan suku bunga acuannya selama 15 bulan berturut meski banyak bank sentral lain yang sudah mulai mengerek bunga untuk menahan gejolak inflasi. Di Indonesia, inflasi memang masih relatif terkendali yakni mencapai 3,55% secara tahunan pada Mei 2022. Meski begitu, angka inflasi ini adalah yang tertinggi selama pandemi. 

Sementara jika menengok negara lain, seperti Amerika Serikat, angkanya sudah mencapai 8,3% pada April. Inflasi Inggris mencapai 9%, Brasil 12,1%, Meksiko 7,7%, India 7,8%, dan Rusia 17,8%. Negara-negara tersebut pun sudah mulai mengambil tindakan untuk mengerem inflasi dengen menaikkan bunga acuan. 

Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 1,5% sejak mengumumkan pengetatan moneter. Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell memastikan tak akan segan-segan menaikkan suku bunga acuan hingga inflasi terkendali pada kisaran target 2%. 

The Fed akan kembali menggelar rapat yang menentukan arah suku bunga acuannya pada pekan ini. Data inflasi AS pada Mei 2022 yang masih  menanjak 8,6% secara tahunan, tertinggi dalam empat dekade memicu kekhawatiran pasar. Para investor khawatir The Fed akan lebih agresif menaikkan bunga dan menyebabkan resesi ekonomi semakin dekat. 

Langkah The Fed  yang mulai menaikkan bunga telah ditiru banyak negara. Bank Sentral India dan Australia telah menaikkan suku bunga dua kali, masing-masing 90 bps dan 100 bps. Sementara Bank Sentral Brasil sudah jauh lebih dulu menaikkan suku bunga sejak Maret 2021 hingga mencapai lebih dari 10% menjadi 12,75%. 

Bank Sentral Eropa pada Kamis (9/6) baru saja mengumumkan rencana untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps mulai bulan depan, kenaikan bunga ini merupakan yang pertama dalam 11 tahun terakhir. ECB juga berpotensi menaikkan bunga lebih tinggi pada September yang berarti mengakhiri era suku bunga negatif. 

Suku bunga acuan ECB saat ini masih ditetapkan sebesar minus 0,5%. Ini berarti bank tak mendapatkan bunga dan justru dibebankan biaya saat menempatkan dana di bank sentral. Kebijakan bunga negatif sudah diterapkan Eropa selama delapan tahun untuk mendorong penyaluran kredit dan perekonomian yang lesu sejak krisis Yunani. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement