PNM Akan Gandeng LinkAja Salurkan Pembiayaan UKM secara Digital

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Ilustrasi kegiatan PNM. PNM akan menggandeng LinkAja untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM.
Editor: Yuliawati
23/11/2019, 07.54 WIB

PT Permodalan Nasional Madani atau PNM akan bekerja sama dengan aplikasi dompet digital LinkAja untuk menyalurkan pembiayaan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Penyaluran pembiayaan melalui LinkAja ditargetkan dimulai tahun depan.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan proses kerja sama telah melalui beberapa kali pertemuan dengan pimpinan LinkAja. Arief pun telah mempersentasikan kerja sama itu kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kerja sama dengan LinkAja pun bukan hal yang baru. PNM telah berpartner secara internal dengan LinkAja yang melibatkan 38 ribu pegawai PNM.

"Kami belum punya izin e-wallet, jadi kami pakai LinkAja. Nanti nasabah yang menggunakan yang dapat mengakses LinkAja," kata Arief, di Jakarta, Jumat (22/11).

(Baca: BUMN Kaji Masuknya Pegadaian, PNM, hingga Finarya ke Holding Keuangan)

PNM menilai layanan digitalisasi dengan bekerja sama LinkAja akan mendorong nasabah bertransaksi tanpa tunai atau cashless. Layanan ini akan dibutuhkan terutama di daerah pelosok yang jauh dari Anjungan Tunai Mandiri atau ATM.

"Ini bagian dari inklusi keuangan bagaimana menggiatkan transaksi nontunai di masyarakat bawah," kata dia.

PNM Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp 26 Triliun

PNM menargetkan penyaluran pembiayaan pada 2020 bisa mencapai Rp 26 triliun di tahun depan. Salah satu sumber pembiayaannya berasal dari obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB).

Arief menjelaskan PNM telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan surat utang sebesar Rp 6 triliun. Pada April lalu perusahaannya telah menawarkan obligasi sebesar Rp 2 triliun, lalu pada November menawarkan lagi Rp 1,35 triliun.

(Baca: Jokowi Tegur Para Menteri karena Pemberdayaan UMKM Tak Fokus)

Ia menyebutkan pada tahun depan sisa dari surat utang itu akan ditawarkan kembali. Kemudian, dananya akan digunakan sebagai sumber penyaluran pembiayaan ke nasabah. "Berarti sudah Rp 3,35 triliun. Tahun depan akan kami tarik semua, mungkin pada Februari atau Maret," kata Arief.

Selain itu, tahun depan PNM akan menerbitkan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN), dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

Hingga saat ini realisasi penyaluran pembiayaan PNM sebesar Rp 20,6 triliun, sedangkan targetnya sampai akhir tahun Rp 22,5 triliun. Pembiayaan tersebut disalurkan untuk program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Makro (ULaMM).

Perusahaan permodalan milik negara tersebut memiliki total nasabah ULaMM dan Makaar sebanyak 5,8 juta. Ini melebihi target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 sebanyak 5,7 juta. "Revisi RKAP adalah 5,7 juta nasabah. Semoga Desember ini bisa capai 6 juta untuk nasabah Makaar dan ULaMM," ujar Arief.

(Baca: Direstui Pemegang Saham, BTN Akuisisi 85% Saham PNM Secara Bertahap)