Energi Baru Ancam Industri Batu Bara, Pemerintah Dorong Hilirisasi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bambang Gatot Aryono selaku Dirjen Minerba Kementrian ESDM memberikan paparan dalam acara Katadata Forum mengenai \"Iklim Investasi dan Daya Saing Industri Batu Bara Indonesia\" di Graha Bimasena, Jakarta (20/11/2019). Dalam kesempatan itu, Bambang mengatakan hilirisasi batu bara penting untuk mengatasi ancaman dari perkembangan energi baru terbarukan.
20/11/2019, 19.58 WIB

Teknologi gasifikasi di pabrik ini diharapkan dapat menghasilkan produk bernilai tinggi dari batu bara kalori rendah. Ditargetkan industri ini bisa beroperasi pada November 2022.

Proyek hilirisasi ini diharapkan akan mampu menghasilkan 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton polypropylene per tahun. Untuk menghasilkan produk-produk tersebut dibutuhkan batubara sebagai bahan baku utama sebesar 7 juta ton per tahun.

(Baca: Jokowi Perintahkan Para Menteri Percepat Hilirisasi Industri)

Di sisi lain, pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2014, pasokan batu bara untuk dalam negeri baru mencapai 76 juta ton, namun empat tahun kemudian bertambah menjadi 115 juta ton.

Peningkatan ini tak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah agar batu bara yang diproduksi di dalam negeri dimanfaatkan maksimal untuk kebutuhan domestik. Kemudian sisanya bisa diekspor. Pemerintah pun memperbesar kewajiban perusahaan pertambangan untuk memasok kebutuhan batu bara nasional. Berikut grafik terkait pemanfaatan batu bara domestik dalam Databoks berikut ini :

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan