Impor BBM Terancam Melonjak, Alarm Bagi Pemerintah Benahi Transportasi

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.
ilustrasi.
22/1/2019, 20.50 WIB

Itu tentu bisa berdampak pada impor BBM. Tahun lalu, impor BBM beroktan 92  mencapai 8,5 juta kiloliter (KL). Jumlah itu meningkat dibandingkan  yang sama tahun lalu hanya 6,6 juta KL. Sebaliknya, impor BBM beroktan 88 atau setara Premium selama 11 bulan terakhir turun 12% menjadi 8,2 juta KL dari sebelumnya  9,4 juta KL.

Berdasarkan dari hal itu, Akmilatul meminta pemerintah memperbaiki transportasi umum, supaya menjadi lebih nyaman. Selain itu, pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.

(Baca: Integrasi Tiket Transportasi Antarmoda Diterapkan Akhir 2018)

Indonesia bisa berkaca dari negara Eropa, dimana pemerintahnya bekerja sama dengan perusahaan rintisan (start up) untuk menarik masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Salah satunya dengan memberikan makanan atau minuman gratis kepada penumpang.

Sementara itu, untuk mengurangi konsumsi BBM, menurut Akmilatul, pemerintah harus memberikan insentif bagi pembelian mobil listrik. Bercermin dari Singapura pemberlakukan pajak yang tinggi, dan peryaratan yang sulit untuk memiliki kendaraan pribadi bisa menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk mengurangi jumlah kendaraan. 

Halaman: