Penundaan Proyek Listrik Dinilai Bukan Solusi Redam Gejolak Rupiah

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Arnold Sirait
13/9/2018, 21.28 WIB

Heru, yang juga merupakan Presiden Direktur PT Cirebon Electric Power, menilai proyek-proyek listrik ini justru bisa mendatangkan devisa karena investasi masuk ke Indonesia. Itu tentu sifatnya berbeda dengan belanja negara. “Saya rasa perlu hati-hati untuk bicara penundaan proyek,” ujar dia.

Country Director GE Power Indonesia David Hutagalung berharap pelemahan nilai tukar Rupiah yang sifatnya sementara jangan sampai menghambat program jangka panjang pemerintah. Apalagi program 35.000 Megawatt itu dinilai baik di seluruh dunia. “Ini momentum baik. Jangan sampai confidence yang ada hilang,” ujar dia.

Untuk itu, David berharap pemerintah bisa berdiskusi dengan pelaku industri mengenai rencana penundaan proyek tersebut. Tujuannya untuk memberikan masukan dan pandangan kepada pemerintah.

(Baca: Investor Minta Kepastian Proyek Listrik yang Ditunda)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sebelumnya mengatakan akan menunda proyek agar bisa menghilangkan impor yang tidak diperlukan. “Beberapa proyek strategis nasional bidang kelistrikan dan migas perlu di-reschedule atau tata ulang,” kata dia di Jakarta, Selasa (4/8).

Di sektor listrik, dari proyek 35.000 Megawatt (MW), akan ditunda sekitar 15.200 MW. Proyek yang ditunda adalah yang belum mendapatkan kepastian pendanaan (financial close). Jadi, proyek yang seharusnya bisa selesai 2019, ada yang mundur hingga 2021 bahkan 2026.

Halaman: