Pemerintah mengumumkan pemenang tender Wilayah Kerja (WK) Panas Bumi Gunung Talang-Bukit Kili. Konsorsium perusahaan asal Turki PT Hitay Daya Energy dan PT Dyfco Energy resmi memenangkan wilayah kerja seluas 27 ribu hektare di Sumatera Barat.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, konsorsium ini terpilih dari beberapa perusahaan peserta lelang. Salah satu perusahaan yang mengikuti lelang tersebut adalah PT Pertamina (Persero).
Pertamina mengikuti lelang ini hingga ke tahap prakualifikasi. Namun, konsorsium perusahaan Turki ini bisa memenangkan tender tersebut, karena unggul dalam penawaran komitmen eksplorasi. Konsorsium ini juga menawarkan harga jual panas bumi dengan harga terendah.
(Baca: Cadangan Minyak Habis 12 Tahun Lagi, Pemerintah Fokus Energi Baru)
Yunus menjelaskan Pertamina hanya mampu mengajukan penawaran harga US$ 13 sen per kilowatt jam (kWh). Sementara konsorsium PT Hitay Daya Energy dan PT Dyfco Energy mengajukan penawaran lebih rendah, yakni US$ 12,75 sen per kWh.
"Hitay US$ 12,75 sen per kWh ini lebih murah," kata Yunus. Menurutnya, harga yang ditawarkan konsorsium Turki ini masuk dalam keekonomian proyek dan masih layak bagi perusahaan.
Konsorsium ini juga mengajukan komitmen mengenai besaran investasi untuk kegiatan eksplorasi sebesar US$ 10 juta. Hal ini juga menjadi pertimbangan Kementerian ESDM memenangkan konsorsium ini untuk menggarap WK Panas Bumi Gunung Talang-Bukit Kili.
(Baca: DPR Minta Pemerintah Bentuk BUMN Khusus Panas Bumi)
Yunus memastikan proses lelang blok panas bumi melibatkan panitia yang terdiri dari berbagai kalangan. "Terdiri dari pusat, daerah, dan propinsi, dan kabupaten. Selain itu juga ada akademisi," kata Yunus. Setelah mendapatkan pemenang, Kementerian ESDM, menargetkan wilayah kerja panas bumi ini bisa mulai beroperasi pada 2021.