Harga Batu Bara Tinggi, Dirjen Minerba Pastikan Pasokan untuk PLN Aman

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020).
23/7/2021, 15.40 WIB

Melambungnya harga batu bara menjadi kekhawatiran tersendiri bagi PLN. Meskipun harga batu bara DMO untuk penyediaan tenaga listrik kepentingan umum sudah diatur, PLN waswas produsen batu bara lebih memilih untuk ekspor ketimbang memenuhi DMO.

"Kami minta bantuan ke seluruh pemilik batu bara untuk mendukung rasa kebangsaan. Memang agak tinggi di luar negeri, tapi sisakanlah untuk dalam negeri. Toh yang kita ambil itu berdasarkan undang-undang adalah milik negara dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril.

Menurut Bob, produsen tidak akan merugi dengan menjual batu bara DMO yang sudah dipatok sebesar US$ 70 per ton untuk penyediaan tenaga listrik. Hanya saja keuntungan yang didapat memang tidak akan sebesar yang mereka dapatkan dari ekspor.

"Pokoknya apa yang penting listrik jangan terganggu. Kita minta produsen batu bara untuk bangsa Indonesia bukan untuk PLN. Jadi mohon sangat betul, boleh diekspor tapi tinggalkan bagian bangsa," ujarnya.

Sebelumnya, 48 mitra pemasok batu telah menyatakan komitmennya dalam menyediakan bahan bakar untuk pembangkit dalam negeri. Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Komitmen Pemenuhan Pasokan Batubara untuk Ketenagalistrikan Umum yang diselenggarakan di Bali (18/6).

"Kepastian pemenuhan kebutuhan batu bara ini sangat penting demi menjaga keberlanjutan dan keandalan pasokan listrik ke masyarakat," ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi beberapa waktu lalu.

Agung menambahkan, sejak Desember 2020 pasokan batu bara untuk sektor ketenagalistrikan sedikit menurun karena kondisi cuaca ekstrem, penurunan produksi tambang, juga kenaikan harga batu bara di pasar Internasional.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan