Harga BBM Tetap Meski Harga Minyak Naik, Bagaimana Keuangan Pertamina?

ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah di SPBU kawasan Kebon Nanas, Kota Tangerang, Banten, Minggu (17/5/2020).
12/11/2021, 12.49 WIB

Dia menyadari selama tidak menaikkan harga BBM, Pertamina akan mengalami kerugian karena menjual BBM dengan harga di bawah keekonomian. Hal ini pun membuat keuangan Pertamina menjadi tidak sehat. "Namun, kenaikan harga BBM di tengah pandemi juga tidak sehat bagi konsumen, yang juga terpuruk karena pandemi," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk menutup kerugian, Fahmy menyarankan supaya Pertamina dapat menggunakan margin yang diperoleh di saat harga minyak dunia turun beberapa waktu lalu. Mengingat ketika minyak dunia anjlok, Pertamina juga tak menurunkan harga BBM.

"Pada saat itu, Pertamina meraup margin dalam jumlah sangat besar. Margin inilah yang harus digunakan untuk menutup kerugian akibat kenaikan harga minyak dunia," katanya.

Seperti diketahui, harga jual BBM Pertamina dengan pesaingnya telah terpaut jauh. Seperti Shell Indonesia yang telah menaikkan harga produk BBM. Di wilayah Jakarta misalnya, harga BBM untuk jenis Shell Super (RON 92) telah dipatok di level Rp 12.860 per liter.

Harga jual Shell lebih mahal Rp 3.860 per liter dibandingkan dengan harga BBM yang dipatok Pertamina di wilayah yang sama. Untuk BBM jenis Pertamax (RON 92) Pertamina masih menjual di level Rp 9.000 per liter.

Bahkan harga produk BBM Shell Super (RON 92) milik Shell lebih mahal ketimbang harga produk BBM Pertamax Turbo yang memiliki nilai oktan 98. Pertamina masih menjual produk BBM Pertamax Turbo di level Rp 12.300 per liter.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan