Harga minyak mentah dunia semakin mendekati US$ 100 per barel pada perdagangan Selasa (22/2) seiring memanasnya situasi di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Seiring dengan pengakuan tersebut, Putin memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri itu untuk “menjaga perdamaian”.
Mengutip Bloomberg, harga minyak jenis Brent hari ini sempat menyentuh USS$ 99 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menyentuh USS$ 96 per barel.
“Pasar minyak berada di ujung tanduk selama beberapa bulan ke depan. Harga bisa melampaui US$ 100 per barel dengan sangat cepat, bahkan naik menjadi US$ 110 jika sanksi dijatuhkan pada ekspor minyak Rusia,” kata analis minyak di FGE, Sri Paravaikkarasu dikutip Bloomberg, Selasa (22/2).
Krisis di Ukraina telah memicu volatilitas di pasar global dalam beberapa pekan terakhir, menaikkan harga energi yang disebabkan kekhawatiran konflik dapat mengganggu rantai pasok. Para pedagang mulai menghitung kemungkinan jatuhnya sanksi terhadap Rusia yang merupakan produsen besar minyak dan gas.
Analis JPMorgan bahkan memperkirakan harga minyak bisa mencapai US$ 120 per barel dalam beberapa minggu ke depan jika krisis memburuk. Sedangkan harga gas alam acuan Eropa, Dutch Title Transfer Facility untuk pengiriman bulan depan melonjak 7% menjadi € 78,5 per megawatt jam (MWh).
“Setelah perkembangan terakhir, situasinya tampak lebih mengkhawatirkan, dan pasar mungkin mulai memperhitungkan risiko material dari invasi penuh ke Ukraina serta konsekuensinya bagi keseimbangan geopolitik dan ekonomi global,” tulis analis ING.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan keputusan Putin untuk mengakui republik rakyat Donetsk dan Luhansk yang didukung Rusia sebagai kemerdekaan adalah "serangan yang jelas" terhadap kedaulatan Ukraina.
Seorang pejabat senior AS memperingatkan pada hari Senin bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat diluncurkan sedini mungkin dalam "jam-jam mendatang".
"Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas pelanggaran jelas terhadap hukum internasional dan kedaulatan Ukraina serta integritas teritorial," Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, dikutip dari Reuters.
Inggris diperkirakan akan mengumumkan sanksi terhadap Rusia pada hari Selasa. Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan tindakan itu akan diberlakukan sebagai tanggapan atas “pelanggaran hukum internasional Moskow dan serangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina”.
Cina meminta semua pihak untuk menahan diri. Adapun Jepang mengatakan siap untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow jika terjadi invasi skala penuh.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, memperingatkan kekuatan Barat untuk "berpikir dua kali" dan tidak memperburuk situasi.