Zelensky Melobi Eropa agar Alirkan Gas Rusia Melalui Pipa Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Ukrainian Presidential Press Service/Handout /WSJ/sad.
Ukraina tengah melobi Uni Eropa agar mengalirkan gas alam dari Rusia melalui pipa Ukraina untuk meningkatkan pengaruh dalam perang dengan Rusia.
21/4/2022, 15.51 WIB

Pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disebut tengah melobi sekutunya Uni Eropa untuk mengalihkan pengiriman gas alam Rusia dari pipa Nord Stream 1 ke pipa Ukraina. Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengaruh Ukraina dalam perang dengan Rusia.

Nord Stream Gas Pipeline merupakan jaringan pipa gas alam yang membentang di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman. Jaringan pipa ini difungsikan untuk kegiatan ekspor gas alam dari kilang minyak dan gas Yuzno Russkoye di Saint Petersburg, Rusia ke Jerman

Mereka menyebut akan memaksa Rusia untuk memindahkan lebih banyak gas ke Eropa melalui Ukraina. Aksi itu diharap membuat Moskow membayar lebih banyak biaya transit yang dapat membantu pertahanan masa perang Ukraina dan mencegah Rusia dari merusak pipa gas Ukraina.

"Rusia bergantung pada kami untuk mengangkut gas dari Rusia ke Eropa. Ini adalah sesuatu untuk dimanfaatkan dalam diskusi kami dengan mereka dan Eropa dapat membantu," kata direktur urusan internasional untuk Operator Sistem Transit Gas Ukraina, Olga Bielkova, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/4).

Perwakilan dari operator pipa gas Ukraina dan perusahaan gas Naftogaz menghabiskan waktu selama seminggu di Washington, Amerika Serikat (AS). Mereka mengadakan pertemuan dengan pejabat administrasi dan anggota parlemen kongres untuk mendesak mereka meyakinkan Jerman dan sekutu Eropa lainnya untuk mengadopsi rencana tersebut.

Seorang pejabat Gedung Putih dan kementerian ekonomi Jerman menolak berkomentar. Sebelumnya Jerman mengatakan akan berhenti mengimpor minyak pada akhir tahun ini dan kemudian gas, tetapi tak menjelaskan secara detil kapan aksi itu dilakukan.

Jerman telah menghentikan proyek gas Nord Stream 2 Rusia, yang dirancang untuk menggandakan pengiriman gas ke Jerman, sebagai hukuman atas invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Proyek senilai US$ 11 miliar itu selesai dibangun akhir tahun lalu tetapi tidak pernah beroperasi.

Para analis menilai mengalihkan pengiriman gas Rusia dari pipa Nord Stream 1 yang ada mungkin merupakan keputusan yang sulit diterima oleh Jerman dan seluruh Eropa. "Melakukan hal itu tidak meningkatkan keamanan pasokan ke Eropa," kata mantan utusan khusus Departemen Luar Negeri AS, David Goldwyn, .

Langkah itu juga bisa menimbulkan beberapa bahaya hukum. Christian Egenhofer dari Pusat Studi Kebijakan Eropa yang berbasis di Brussels mengatakan, tindakan UE terhadap impor Rusia dapat mewakili pelanggaran ilegal atas kontrak pasokan.

Rusia saat ini mengalirkan 55 miliar meter kubik (bcm) gas alam per tahun ke Jerman melalui Nord Stream 1. Rusia memindahkan 40 bcm lagi ke Eropa melalui sistem transportasi gas Ukraina dan membayar biaya transit ke Ukraina dalam dolar AS.

Sistem perpipaan Ukraina memiliki kapasitas cadangan lebih dari 100 bcm dan dapat dengan mudah menyerap aliran Nord Stream 1.

Penasihat Naftogaz Daniel Vajdich, mengatakan mengalihkan semua aliran gas dari pipa Nord Stream 1 ke sistem Ukraina akan memberi Kyiv lebih banyak pengaruh atas Moskow dan menunjukkan kepada Kremlin bahwa Eropa mengikat keamanannya sendiri dengan keamanan Ukraina.

Para pejabat mengusulkan agar 40% dari kapasitas Nord Stream 1 segera dialihkan ke pipa Ukraina yang secara bertahap meningkat menjadi 100% pada April 2023. Itu akan memberi waktu bagi negara-negara UE untuk membangun persediaan musim dingin dan melakukan diversifikasi energi.

Para pejabat mengatakan mereka juga mencari dukungan AS untuk Ukraina agar memperoleh akses ke pasokan dari terminal LNG di Turki.

Svitlana Zalischuk, penasihat CEO Naftogaz, mengatakan Ukraina perlu segera mengamankan pasokan gasnya sendiri sebelum awal musim dingin dimulai pada Oktober.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu