SKK Migas telah menyetujui rencana investasi sebesar US$ 2,41 miliar atau setara Rp 35 triliun (kurs Rp 14.500/dolar) yang diajukan Pertamina untuk optimasi pengembangan lapangan (OPL) Sumatera Light Oil tahap-2 di Blok Rokan.
Persetujuan optimasi pengembangan lapangan ini termasuk pengeboran 821 sumur dan pemutakhiran fasilitas produksi untuk mengelola tambahan minyak.
Dengan disetujuinya rencana optimasi pengembangan tersebut, diperkirakan akan diperoleh tambahan cadangan migas sebesar 90,7 juta barel minyak dengan puncak produksi sekitar 40 ribu barel minyak per hari (bph) di wilayah kerja (WK) migas terbesar Indonesia itu.
“Blok Rokan masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional dengan rata-rata produksi saat ini sekitar 160.000 barel per hari (bph),” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat (29/4).
Dia menambahkan bahwa persetujuan pengembangan Wilayah Kerja Rokan oleh Pertamina ini diharapkan dapat mencapai target produksi sebesar 180.000 bph tahun ini.
“SKK Migas terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan WK Rokan. Kami berharap, dengan disetujuinya OPL tahap ke 2 maka PHR dapat mencapai target produksinya di tahun ini sebesar 180 ribu BOPD,” tambah Dwi
Dwi menambahkan, dari total investasi yang akan digelontorkan dalam OPL Tahap-2 sekitar Rp 35 triliun, estimasi gross revenue atau pendapatan kotor sebesar Rp 78 triliun dengan perkiraan pendapatan negara sekitar Rp 29 triliun.
“Tentunya kami berterima kasih kepada Pertamina melalui PHR yang telah merealisasikan komitmen mereka untuk tetap berinvestasi di WK Rokan. Selain berupaya untuk dapat memenuhi target produksi nasional, investasi ini diharapkan juga mampu memberikan multiplier effect kepada masyarakat di Provinsi Riau," kata Dwi.
Multiplier effect atau efek pengganda yang diharapkan adalah terciptanya bisnis penyedia barang dan jasa bagi para pengusaha lokal, terbukanya kesempatan untuk lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja lokal, dan adanya program tanggung jawab sosial dari KKKS.
“Industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak positif yang bersifat teknis, tetapi juga non-teknis utamanya bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” tutur Dwi.
Adapun Blok Rokan ditargetkan menjadi produsen minyak bumi terbesar di Indonesia pada kuartal III 2022. Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus mengatakan Blok Rokan kini berkontribusi terhadap 24% produksi minyak nasional.
"Kami targetkan pada kuartal ketiga tahun 2022, wilayah kerja Rokan diperkirakan bisa kembali menjadi produsen minyak nomor satu di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (7/2).
Saat ini, SKK Migas bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertagas telah menyalurkan minyak perdana dari Duri Crude CGS10 ke Stasiun Meter Dumai dengan jarak 63,5 kilometer (km).
Sebanyak 18.781 barel minyak per hari dari Pertamina Hulu Rokan dialirkan dalam uji coba yang dilakukan pada 27-31 Januari 2022.
Pengoperasian pipa baru merupakan salah satu fasilitas yang diharapkan dapat membantu Pertamina Hulu Rokan menyalurkan minyak dari Blok Rokan dan juga wilayah kerja lainnya menuju terminal akhir di Dumai, sekaligus mengejar target lifting minyak mentah nasional sebesar 703 ribu barel per hari tahun ini.