Riset: Pensiun Dini PLTU Cegah 14,5 Juta Kematian Akibat Polusi Udara

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Foto udara cerobong di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di Desa Sijantang, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (17/10/2019).
Penulis: Happy Fajrian
25/5/2022, 15.24 WIB

Negeri panda menyumbang lebih dari setengah kapasitas PLTU batu bara global saat ini. Pengoperasian PLTU di Cina saja menyebabkan lebih dari 720 ribu kematian dini per tahun. Para peneliti memperkirakan bahwa pengoperasian PLTU yang ada dan yang direncanakan di Cina dapat menyebabkan 21 juta kematian dini selama tiga dekade ke depan.

India, pengguna PLTU terbesar lainnya di Asia, juga akan bertanggung jawab atas kematian dini yang signifikan jika mereka terus membangun dan mengoperasikan PLTU selama beberapa dekade ke depan.

Negara berpenduduk sekitar 1,4 miliar jiwa ini merupakan pemilik armada batu bara terbesar kedua di dunia. Kepadatan penduduk yang tinggi berarti poplasi yang lebih besar terpapar polusi udara lokal dari PLTU.

Meski demikian, penulis lain dari studi ini, Reena Skribbe, mencatat bahwa tak hanya India dan Cina yang perlu mengambil tindakan untuk mengurangi pembangkitan batu bara mereka.

“Cina dan India jelas merupakan pemain terbesar, penelitian kami menunjukkan bahwa masih ada potensi signifikan untuk mencegah kematian dini di 24 negara yang telah kami analisis dan tampilkan di AIRPOLIM webtool,” ujarnya.

Sebagai titik awal, lanjut Skribbe, sekitar 3,2 juta kematian dini dapat dihindari di semua negara yang diliput melalui webtool tersebut, hanya dengan berhenti membangun PLTU batu bara hari ini.

Halaman: