PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatat produksi minyak 26,819 barel per hari (bph) dan produksi gas bumi 551,2 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada kuartal II tahun ini. Capaian tersebut melebihi target dalam Work Program & Budget (WP&B) oleh SKK Migas.
General Manager PHM, Krisna menyampaikan bahwa pencapaian produksi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PHM dalam menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah tua.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah tua,” kata Krisna dalam keterangan pers pada Kamis (7/7).
Krisna menambahkan, PHH terus berupaya untuk menerapkan praktik engineering terbaik dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun.
Selain itu, Krisna memaparkan bahwa pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia di awal tahun 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan WK Mahakam secara lebih ekstensif termasuk program eksplorasi sumur baru.
Dalam upaya menahan laju penurunan produksi dan mendukung pencapaian taregt produksi migas nasional, PHM merencanakan pemboran 97 sumur pengembangan dan 2 sumur eksplorasi.
“Kami berhasil merealisasi sumur tajak pada triwulan pertama tahun ini sebanyak 24 sumur. Target pengeboran ini diharapkan mampu mendorong tambahan produksi rata-rata tahunan di tahun 2022 sebesar 3.951 BOPD untuk minyak dan 133 MMSCFD untuk gas,” sambung Krisna.
Kenaikan produksi PHM ini merupakan kontribusi dari proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream pada 20 Mei 2022 silam. Adapun produksi gas dari proyek ini diperkirakan sebesar 45 MMSCFD dan kondensat 710 barel kondensat per hari (BCPD).
Senior Manager Production PHM, Benny Sidik, menyatakan bahwa produksi dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional di masa kini dan masa mendatang. Ia pun berharap Lapangan Jumelai menjadi penggerak roda perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurut Benny, kenaikan produksi ini didukung juga oleh keberhasilan PHM dalam perencanaan program peremajaan instalasi yang dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2021.
Program peremajaan dan inspeksi instalasi yang dimajukan memungkinkan start up sumur-sumur baru Sisi Nubi dengan berkelanjutan sehingga menyumbang gas untuk pencapaian laju alir wellhead gas diatas 550 MMSCFD.
"Program pemeliharaan dilakukan optimal sehingga berhasil mengurangi potensi kehilangan produksi atau LPO (Loss of Production Opportunity) sebesar 1.4 BCF,” tukas Benny.