Menjelang satu tahun pasca alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah melaksanakan pengeboran sumur baru sejumlah 350 sumur, atau rata-rata lebih dari satu sumur per hari.
Sejak hari pertama alih kelola pada 9 Agustus 2021, PHR yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina ini mampu mempertahankan tingkat produksi yang kini mencapai rata-rata 161 ribu barel minyak per hari (MBOPD).
Menurut Direktur Utama PHR, Jaffee A. Suardin, pengeboran ini adalah bagian dari upaya mendukung ketahanan energi nasional dan target-target yang telah ditetapkan. Dia menambahkan, keberhasilan ini merupakan kolaborasi berbagai pihak, baik internal perusahaan, mitra kerja, maupun pihak pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.
”Kontribusi dari sumur-sumur pengembangan mampu mempertahankan tingkat produksi dan menunjukkan operasi yang optimal, sehingga WK Rokan tetap menduduki posisi sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia, dengan kontribusi 24% produksi minyak nasional,” ujarnya dalam siaran pers pada Kamis (21/7).
Hingga saat ini, PHR telah mengoperasikan 19 rig pengeboran dan 33 rig work over dan well services (WOWS). Blok Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional. Seluruh hasil lifting WK migas ini dimanfaatkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina.
Suardin menjelaskan, dibutuhkan proses yang komprehensif untuk melakukan pengeboran setiap sumur, mulai dari tahap perencanaan, perizinan, pengadaan barang-jasa pendukung, persiapan lokasi, hingga pelaksanaan pengeboran sumur minyak membutuhkan waktu setidaknya enam bulan.
”Ini adalah hasil kerja sama ratusan hingga ribuan pegawai dan mitra kerja PHR yang saling bahu membahu untuk mencapai kinerja yang selamat, andal, dan lancar,” kata Jaffee.
Sebelumnya, SKK Migas mengungkapkan bahwa Pertamina telah menemukan empat sumur pengembangan baru di Blok Rokan yang mulai dibor sejak April 2022. Secara keseluruhan, keempat sumur tersebut mampu memproduksi lebih dari 4.000 barel minyak per hari (BOPD).
Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara, mengatakan sumur-sumur tersebut memberikan laju alir awal produksi untuk masing-masing sumur melebihi 1.000 BOPD. “Keempat sumur tersebut berasal dari Lapangan Petani di WK Rokan,” kata Benny dalam siaran pers pada Kamis (14/7).
Hingga Juni 2022, realisasi jumlah sumur pengembangan yang telah dibor di Blok Rokan mencapai 348 sumur atau 44% dari target 790 sumur. Capaian tersebut melampaui jumlah sumur pengembangan yang dibor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 186 sumur.
Sementara itu masih ada 22 sumur pengembangan yang akan dibor sepanjang tahun 2022. Benny menjelaskan status saat ini sudah ada 11 sumur yang onstream dengan total laju alir awal produksi sebesar 6.760 BOPD. “Hasil ini jauh melampaui target perkiraan produksi yakni 2.192 BOPD,” tukas Benny.