Terjadi Antrian Panjang Pertalite, Pertamina: Pasokan ke SPBU Normal
Beberapa hari terakhir pengendara motor dan mobil harus mengantri cukup panjang untuk membeli Pertalite di SPBU Pertamina. Menurut pengamatan Katadata.co.id, antrian terjadi di sejumlah SPBU di kota Bekasi, Jakarta, dan juga Bogor.
Selain itu beberapa SPBU juga mengalami kekosongan pasokan Pertalite. Ketika dikonfirmasi Sektetaris Perusahaan Pertamina Parta Niaga, Irto Ginting, mengatakan pasokan BBM jenis Pertalite ke SPBU masih normal.
“Pasokan Pertalite ke SPBU tetap. Tidak ada pengurangan dalam penyaluran. Ketahanan pasokan Pertalite hingga 18 hari,” kata Irto melalui pesan singkat kepada Katadata.co.id, Kamis (11/8).
Meski demikian, Irto menyampaikan bahwa saat ini kuota Pertalite dan Solar bersubsidi semakin menipis. Hingga Juli Pertamina telah menyalurkan 16,8 juta kilo liter (kl) Pertalite atau sekitar 73% dari total kuota 23,05 juta kl. Jadi hanya tersisa 6,25 juta kl untuk konsumsi hingga akhir tahun.
Sedangkan solar bersubsidi, Pertamina sudah menyalurkan 9,9 juta kl dari total kuota 14,9 juta kl atau 66,4%. Sisanya 5 juta kl diharapkan dapat mencukupi untuk konsumsi hingga akhir tahun.
Seperti diketahui pemerintah berniat untuk membatasi distribusi Pertalite hanya kepada orang yang berhak agar subsidi energi dapat lebih tepat sasaran. Saat ini pemerintah masih membuka pendaftaran bagi pengendara mobil melalui laman https://subsiditepat.mypertamina.id/, aplikasi MyPertamina, maupun mendaftar langsung di SPBU.
Sejak pendaftaran dibuka pada 1 Juli lalu sebanyak lebih 405 ribu mobil telah mendaftar. Sementara pembatasan distribusi Pertalite rencananya dimulai pada September sembari pemerintah merampungkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 141 Tahun 2014.
Pada Perpres tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, pemerintah telah mengatur pembatasan distribusi solar bersubsidi, namun belum mengatur pembatasan Pertalite.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah masih melakukan pendataan terhadap masyarakat yang berhak untuk membeli BBM bersubsidi.
“Sampai Agustus kita masih melakukan pendataan, mudah-mudahan nanti perpresnya selesai, kemudian September kita sudah bisa melaksanakan distribusi subsidi energi kepada yang berhak,” kata Arya dalam diskusi daring bertajuk “Polemik: Untung Rugi BBM Subsidi”, Sabtu (6/8).
Arya mengakui bahwa ada anggapan bahwa pemerintah terlalu lama dalam menyelesaikan revisi Perpres 191/2014. Ia menilai hal tersebut lantaran pemerintah tengah membuat aturan yang rigid dan di saat yang sama terus membuka ruang pendaftaran bagi masyarakat.