Pertamina Hulu Energi (PHE) dan ExxonMobil sedang menjajaki proyek teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilizaton and storage (CCUS) di Cekungan Sunda-Asri yang ditarget beroperasi atau on stream pada 2027.
Cekungan Sunda-Asri terletak dibagian barat laut Jawa, timur laut Selat Sunda, dan barat laut cekungan Jawa Barat selelah utara. Cekungan ini berbatasan dengan cekungan Sumatera Selatan.
CEO Pertamina Hulu Energi, Budiman Parhusip, mengatakan pihaknya tengah memperlajari rencana implementasi CCUS yang dinilai menjadi bisnis potensial di masa depan. Budiman menyebut, terdapat potensi penyimpanan 2.800 MT CO2 yang mampu ditampung di wilayah reservoir yang habis di area PHE.
"Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk bekerja sama dengan setiap pemangku kepentingan untuk reservoir yang depleted," kata Budiman saat menjadi pembicara dalam acara IPA Convention 2022 ke-46 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (22/9).
Lebih lanjut, kata Budiman, PHE sudah mengkaji sejumlah wilayah untuk pengembangan CCUS. Salah satunya di lapangan minyak dan gas bumi (Migas) Gundih, Jawa Tengah yang sanggup menampung 3 juta ton CO2 untuk 10 tahun.
Proyek ini rencananya akan berjalan atau on stream pada 2026 mendatang. Selain itu, PHE juga melakuakan studi CCUS pada Lapangan Sukowati dan Jatibarang. “Di Jatibarang kami akan tes injeksi karbon yang rencananya akan mulai di akhir tahun 2022,” ujar Budiman.
Di forum yang sama, Vice President Asia Pacific Low Carbon Solutions ExxonMobil, Tracy Lothian, mengatakan perusahaan telah sepakat dengan Pertamina untuk mengkaji potensi dari penggunaan teknologi CCUS hingga pemanfaatan hidrogen rendah karbon.
Menurut Lothian, hidrogen rendah karbon merupakan bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan. Produksi hidrogen rendah karbon bisa dilakukan sejalan dengan penerapan teknologi CCUS di lapangan migas.
"Kami memproyeksikan hidrogen memiliki potensi pasar yang besar ke depan dan itu menjadi pendorong nyata untuk pertumbuhan CCUS," kata Lothian.
Selain di Indonesia, ExxonMobil juga mendirikan fasilitas LaBarge di Wyoming, Amerika Serikat. Proyek ini diklaim mampu menangkap 6 sampai 7 juta metrik ton CO2 per tahun. Rencananya, proyek ini akan dikembangkan untuk memperbesar daya serap hingga 1 juta lebih metrik ton per tahun pada 2025.
Lebih lanjut, ExxonMobil juga mengembangkan CCUS di kawasan industri Houston yang terletak di sepanjang pantai Teluk Meksiko. Di sana, ExxonMobil menyebut sekitar 500 miliar metrik ton CO2 bisa ditampung di bawah dasar laut.
"Kita akan membutuhkan banyak penyimpanan di banyak negara yang berbeda dan kita membutuhkan kolaborasi dan kemampuan internasional untuk memindahkan CO2. Dan yang terpenting akan membutuhkan mekanisme komersial agar orang semakin sering menggunakan penyimpanan penangkap karbon. Ini adalah cara untuk mengurangi emisi di masing-masing wilayah," tukas Lothian.