Bahlil Optimistis Larangan Ekspor Timah Berdampak Positif Bagi Ekonomi

Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menyatakan akan melarang ekspor timah batangan untuk mendorong hilirisasi saat meninjau pembangunan smelter baru yang dimiliki PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Barat, pada Kamis, (20/10/2022).
Penulis: Nadya Zahira
24/10/2022, 19.28 WIB

Bahlil menjelaskan, hilirisasi timah merupakan langkah yang penting untuk membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, menurutnya, hilirisasi timah dapat menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru selain di Pulau Jawa.

Dia berpendapat pemerintah perlu segera menciptakan lapangan kerja mengingat angkatan kerja di dalam negeri yang cukup banyak. Dia menghitung angkatan kerja saat ini mencapai 9,9 juta kerja, yakni 7 juta orang di daerah dan 2,9 juta orang akibat pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Bahlil menghimbau masyarakat, khususnya mahasiswa, memanfaatkan program hilirisasi tersebut untuk menciptakan lapangan kerja baru. Bahlil mendorong agar lulusan baru perguruan tinggi tidak menjadi aparatur sipil negara pada masa depan.

"Semua pekerjaan itu hanya menyerap 1 juta orang. Ini masalah besar. Kalau tidak diciptakan lapangan kerja baru, seluruh kampus akan jadi pabrik pengangguran intelektual," ujar Bahlil.

Sebelumnya, dia mengatakan telah mendorong pelaku industri timah eksisting untuk membangun fasilitas produksi hilirisasi. Pasalnya, pemerintah mulai melakukan penataan ekspor timah batangan pada tahun depan.

Bahlil mengatakan, sejauh ini ada dua skema yang diterapkan dalam penataan ekspor timah pada 2023. Pertama, orang yang bisa mengekspor timah adalah pelaku usaha yang telah memiliki fasilitas peleburan atau smelter timah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pihaknya masih melakukan perhitungan dan pengkajian yang mendalam soal rencana pelarangan ekspor timah. Larangan itu bisa diberlakukan tahun ini, maupun tahun depan.

"Baru dihitung. Akan kita setop kapan baru kita hitung. Nanti kalau sudah hitungannya matang, baru akan saya umumkan. Setop misalnya bisa tahun depan atau stop tahun ini juga bisa terjadi," ujar Presiden berkunjung ke proyek smelter timah PT Timah, di Bangka Belitung, pada Kamis (20/10).

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira