Jokowi Izinkan Penambangan Bahan Nuklir, Ini Jumlah Sumber Dayanya

Pixabay
Ilustrasi Pembangkit listrik tenaga nuklir.
15/12/2022, 20.10 WIB

“Ada sejumlah peralatan yang Indonesia harus impor dan dalam perawatan juga akan melibatkan negara lain,” kata Herman pada diskusi Dinamika Perkembangan PLTN Pasca Kecelakaan Fukushima pada Jumat (11/3).

Untuk menghasilkan 1 kilowatt (KW) listrik PLTN dibutuhkan investasi US$ 6.000-10.000 (Rp 85-143 juta). Investasi untuk membangun PLTN berkapasitas 3.000 megawatt (MW) setara dengan investasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara 10.000 MW, atau pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 24.000 MW, atau PLTS atap 40.000 MW.

Herman memaparkan, walau pasokan bahan baku tenaga nuklir di Indonesia melimpah, mereka tidak serta merta bisa digunakan tanpa proses pengolahan sebelum menuju ke PLTN. “PLTN yang 100 KW di Jogja itu suku cadangnya harus dibawa ke Amerika Serikat dulu melalui Cilacap dan itu dikawal,” ujarnya.

Selain mahal, keberadaan PLTN di Indonesia dirasa akan menimbulkan masalah baru. Pasalnya, lokasi pemukiman warga harus berada di dalam radius minimal 16 kilometer dari lokasi PLTN.

Jika PLTN didirikan di pinggir laut, maka 40.000 m2 lahan di sekitar PLTN dilarang untuk menjadi lokasi tempat tinggal dan lokasi usaha maupun pertanian atau perikanan.

Sehingga, keberadaan PLTN skala besar di Indonesia akan memberikan rasa tidak aman ke masyarakat dan menambah beban ekonomi kepada pemerintah.

“Punya nuklir di negara yang mayoritas muslim dan pernah terlibat dalam aksi terorisme itu salah satu aspek untuk menambah anggaran di sektor nuclear security, karena beberapa studi menunjukkan bahwa salah satu sasaran terorisme adalah PLTN,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu