PT Pertamina dan Petronas resmi mengambil alih 35% saham hak partisipasi proyek LNG Blok Masela milik Shell. Divestasi hak partisipasi itu diresmikan melalui seremoni penandatanganan perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) antara Pertamina, Petronas, dan NBD Asia Pacific Shell.
Adapun perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama upstream Petronas Datuk Adif Bin Zulkifli dan Direktur Keuangan untuk Divestasi dan Akuisisi, dan NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.
Sementara nota kesepahaman kemitraan pengembangan Blok Masela diteken oleh Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Inpex Corporation Takayuki Ueda. Dua penandatangan tersebut dilakukan pada acara pembuka IPA Convex di ICE BSD Tangerang pada Selasa (25/7).
Penandatanganan itu juga disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dan Presiden dan Ketua Pegawai Eksekutif Kumpulan Petronas Tan Sri Tengku Muhammad Taufik.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa masuknya Pertamina di Blok Masela demi menjaga pasokan migas dari sisi hulu sekaligus memenuhi kebutuhan energi nasional
“Selain mengelola lapangan eksisting maka diperlukan strategi untuk mengembangkan lapangan baru, salah satunya adalah Lapangan Abadi di Blok Masela,” kata Nicke.
Dalam komposisi pengelola Blok Masela, Pertamina menggenggam 20% hak partisipasi, sedangkan Petronas mengunci hak kelola 15%. Nantinya, Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan langkah selanjutnya usai divestasi yakni penyelesaian analisis dampak lingkungan alias Amdal dan revisi evaluasi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela.
Revisi PoD ditujukan untuk mengakomodir penggunaan teknologi Carbon Capture Storage CCS pada pengembangan LNG Blok Masela. Dwi juga mengatakan segera membuka lelang desain rinci atau front end engineering design (FEED) Blok Masela. Kegiatan FEED diharap berjalan aktif pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Dalam divestasi tersebut, Pertamina berkewajiban untuk melunasi besaran kompensasi pelepasan hak partisipasi Shell dalam dua kali pembayaran.
Menurut Dwi, harga divestasi 35% hak partisipasi Blok Masela milik Shell berada di bawah US$ 1 miliar. "Harusnya dengan signing ini maka pembayaran termin pertama dilakukan bersamaan ya," kata Dwi.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, mengaku belum bisa membuka perincian modal yang dikucurkan Pertamina untuk divestasi saham Shell. "Nilainya bagus, nanti saja, jauh di bawah US$ 1 miliar," kata Wiko.