Pertamina Setop Pasok BBM ke 400 SPBU Penyalahguna Pertalite dan Solar

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar subsidi di salahsatu SPBU, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023).
Penulis: Mela Syaharani
22/11/2023, 19.59 WIB

Pertamina berupaya untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi Pertalite dan Biosolar lebih tepat sasaran. Salah satu upaya tersebut yaitu penindakan SPBU nakal yang terlibat dalam tindakan penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bahwa melalui tindakan pengawasan bersama aparat penegak hukum, hingga 19 November 2023 sebanyak lebih dari 400 SPBU dikenakan sanksi setop pasokan dan dikenakan denda hingga Rp 14,8 miliar.

"Pertamina melakukan berbagai macam upaya untuk bisa mengendalikan dan memastikan subsidi BBM dan LPG tepat sasaran. Kami membaginya menjadi 3 bagian, pengendalian, pencegahan dan pengawasan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, dikutip Rabu (22/11).

Riva menjelaskan bahwa dari tindakan pengendalian melalui program Subsidi Tepat, Pertamina berhasil menghemat konsumsi Biosolar sebesar 1,7 juta kilo liter (Kl), sedangkan Pertalite saat ini konsumsinya di bawah kuota hingga 1,3 juta Kl.

Kemudian dari upaya pencegahan melalui proses registrasi program Subsidi Tepat, Pertamina sukses menghemat konsumsi BBM bersubsidi sebesar 300 ribu Kl. "Dari proses registrasi subsidi, kami melakukan pemblokiran dan pengecekan data di Korlantas," ujarnya.

Adapun dari proses registrasi ini Pertamina telah memblokir sekitar 260 ribu pendaftar program Subsidi Tepat, yakni 228 ribu diblokir lantaran data kendaraannya tidak terdapat di data Korlantas. Sedangkan 32 ribu kendaraan pendaftar diblokir karena beberapa alasan.

"Pertama data tidak sesuai data Korlantas, kedua diindikasikan sebagai pelangsir atau melakukan pengisian berulang-ulang, lalu foto indikasi edit yang dimaksudkan data kendaraan yang disampaikan terindikasi palsu," ujarnya.

Sebagai informasi, data per 19 November 2023 menunjukkan bahwa total pendaftar program Subsidi Tepat telah mencapai 7.898.648 unit kendaraan. Dari jumlah tersebut 77,41% pendaftar diterima atau berhak membeli BBM bersubsidi, 8,92% ditolak, 1,74% masih menunggu verifikasi, dan 11,93% belum submit data.

Kemudian dari 77,41% pendaftar yang diterima atau 6.114.262 unit kendaraan, 50,5% atau 3.088.167 unit mendaftar untuk mendapatkan Pertalite, dan sisanya 49,5% atau 3.026.095 kendaraan untuk bisa membeli Biosolar.

Ragam Modus Penyalahgunaan BBM Subsidi

Pertamina mengungkapkan ada 6 modus penyalahgunaan BBM bersubsidi. Empat di antaranya yaitu helicopter mode atau pengisian BBM secara berulang menggunakan truk, kendaraan pribadi, motor, dan bus atau truk tronton yang sudah dimodifikasi untuk bisa menampung BBM dalam volume besar.

Sementara dua modus lainnya yaitu illegal unloading dari mobil tangki pembawa BBM Pertamina dan modus pemalsuan dokumen dari pemerintah yang dilakukan oleh nelayan atau petani yang memang berhak membeli BBM bersubsidi namun harus disertai dengan dokumen berupa surat keterangan.

Riva menjelaskan bahwa dalam hal ini oknum nelayan atau petani bekerja sama dengan oknum pemerintah desa, serta indikasi kerja sama antara pelaku dengan oknum operator SPBU/SPBN, di mana oknum nelayan melakukan pembelian BBM subsidi dengan surat keterangan palsu atau bahkan tidak menggunakan surat keterangan

Selain itu oknum nelayan tersebut bisa melakukan pembelian BBM subsidi menggunakan jeriken dengan jumlah besar. "Ini terkadang oknum nelayan atau petani melakukan pembelian BBM subsidi dengan jeriken terkadang menggunakan surat rekomendasi yang digandakan," kata Riva.

Reporter: Mela Syaharani