Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian meminta Kementerian ESDM untuk mengkaji pengadaan gas LPG murah untuk mendukung terlaksananya program makan siang gratis yang dicanangkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Program presiden terpilih kan makan bergizi gratis banyak dilaksanakan di kecamatan-kecamatan juga. Itu LPG yang dipakai mau dimasukkan LPG subsidi atau tidak? Tolong bikin evaluasi Pak Dirjen, kasih tugas ke timnya,” kata Ramson dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI bersama Dirjen Migas Kementerian ESDM, Rabu (29/5).
Ramson mengatakan, bahwa ia mempertanyakan ini agar pengeluaran untuk program makan bergizi gratis tidak terlalu tinggi. “Karena ini rakyat harus diberi makan bergizi gratis supaya pintar dan sehat, rakyat kecil jadi kokoh dan genius. Jadi bangsa ini akan lebih kompetitif di antara bangsa di dunia,” ujarnya.
Merespon hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana berkata akan menampung masukkan tersebut. “Iya siap terima kasih Pak Ramson,” kata Dadan.
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto masih merumuskan bagaimana skema dan sistem makan siang gratis bisa tepat sasaran serta dapat meningkatkan gizi anak-anak di Indonesia. Selain itu, program ini bisa dijalankan dengan efisien dan menghindari kebocoran anggaran.
"Bagaimana kita membuat sistem dan eksekusi program ini dijalankan dengan efisien dan baik. Dan tidak akan kebocoran [anggaran] sehingga bisa sampai [manfaatnya] ke anak-anak," kata Prabowo dalam keterangannya di TVOne, dikutip Senin (27/5).
Prabowo mengakui bahwa program makan siang dan susu gratis membutuhkan anggaran yang sangat besar. Bahkan, dia tak menepis bahwa program susu gratis tidak mudah terealisasi secara merata.
Dia pun menyiapkan alternatif pengganti susu sapi sebagai sumber protein seperti susu kerbau, susu kambing, telur, ikan dan lainnya. Itu semua disesuaikan dengan tipologi dan ketersediaan sumber daya alam (SDA) di masing-masing daerah.
"Itu tergantung daerahnya, sebagai contoh Maluku Barat Daya, Pulau Moa. Mereka itu banyak [konsumsi] susu kerbau. Ada daerah-daerah yang banyak kambing etawa, bisa dapat susu kambing dan ini harus kita lihat," ucapnya.
Jika daerah lain sulit mendapatkan susu, maka pemerintah akan membagikan atau mencari sumber protein hewani lain seperti ikan dan telur. Hal itu berdasarkan saran atau rekomendasi para ahli gizi.
"Para pakar cerita kepada saya, kalau telur kita bisa jauh lebih murah di suatu daerah dan susu itu terlalu mahal. Mungkin karena sapi kurang atau ongkos angkutnya kurang. Kita bisa konsentrasi kepada telur, ikan dan sebagainya," ujarnya.