PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PT DI) mengekspor lima pesawat jenis CASA NC-212 pada 2018. Rinciannya, tiga pesawat diekspor ke Vietnam dan dua pesawat ke Filipina.
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, sebanyak tiga pesawat CASA NC-212 yang diekspor ke Vietnam sudah dikirimkan beberapa bulan lalu. Sementara, dua pesawat ke Filipina akan dikirimkan pada Juni 2018.
"Kami baru kirim pesawat ke Filipina dan Vietnam," kata Elfien di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (6/6).
NC-212 merupakan pesawat penumpang sipil yang berukuran sedang dengan mesin turboprop. Pesawat ini diproduksi PT DI atas lisensi perusahaan asal Spanyol EADS CASA (sekarang menjadi Airbus Defence and Space). Produksi dimulai sejak 1976.
(Baca juga: Airbus Akan Tingkatkan Kerja Sama dengan PT Dirgantara Indonesia)
Rencananya, PTDI akan mengekspor satu pesawat lagi ke Senegal tahun ini. Ekspor tersebut ditargetkan dapat terlaksana pada Desember 2018.
Elfien mengatakan, pihaknya menargetkan pada tahun ini juga mendapatkan kontrak kerja untuk pemesanan pesawat lagi dari Filipina dan Vietnam. Dia pun menargetkan mendapatkan kontrak kerja dengan beberapa negara lainnya, seperti Korea Selatan, Malaysia, Nepal, dan Pantai Gading.
"Nepal dan Pantai Gading (pesanan) baru. Untuk Filipina, Vietnam, Malaysia, Korea sudah repeat order," kata Elfien.
Pada tahun ini juga rencananya PT DI akan menyelesaikan pembuatan pesawat jenis N-219 Nurtanio. Elfien mengatakan, sudah ada 109 pesawat N-219 yang telah dipesan berdasarkan perjanjian dan surat kesepahaman (Letter of Agreement/LoA).
(Baca juga: PTDI Dapat Banyak Perjanjian Kerja Sama di Singapore Airshow 2018)
Elfien berharap dengan diselesaikannya pembuatan N-219, tahun depan PTDI sudah dapat mengekspornya ke luar negeri. "Mudah-mudahan ada empat sampai enam akan di-deliver. Sudah ada permintaan," kata dia.
Saat ini sertifikasi pesawat N-219 baru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Dia berharap N-219 mampu pula mendapatkan sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA).
Karenanya, Indonesia akan membentuk kerjasama dengan Uni Eropa untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Menurut Elfien, Kementerian Perhubungan tengah melakukan persiapan perjanjian bilateral tersebut saat ini.
"Kalau sudah ada kesepakatan, N-219 bisa dapat sertifikat EASA," kata dia.
(Baca juga: Jokowi Dorong Pemasaran Pesawat N-219 'Nurtanio')