Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan Jepang satu-satunya negara yang akan menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Bahkan, usai studi kelayakan Maret nanti hanya perusahaan Indonesia dan Jepang yang akan mengikuti lelang proyek ini.

Hal ini dikatakan Budi usai mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu bertemu Delegasi Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Toshihiro Nikaidi Istana Bogor, Jumat (19/1). Lantaran hanya satu negara, kata Budi, pembicaraan dan kesepakatan dalam pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya masih agak ketat.

"Itu jaminan kami, makanya agak tight (ketat) (pembicaraannya)," kata Budi usai mendampingi Jokowi bertemu utusan Jepang. (Baca: Luhut Akui Tawaran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Jepang Lebih Murah)

Dia mengatakan pemerintah menginginkan studi kelayakan kembali dilakukan untuk memastikan pembiayaan proyek ini bisa lebih murah lagi. Apalagi usai studi kelayakan, lelang hanya akan dilakukan perusahaan Indonesia dan Jepang saja. "Karena ada kecenderungan kalau kami menunjuk satu negara tertentu saja maka (harga) kurang efisien," kata Budi

Terkait masalah pembiayaan, Jepang menginginkan kereta ini dibangun melayang, sehingga investasinya besar. Sementara pemerintah menawarkan agar rute melayang ini dikombinasikan dengan jalur darat. Hanya ada pembangunan flyover (jalur layang) untuk menggantikan perlintasan sebidang yang bersinggungan dengan jalur kendaraan.

"Apalagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat punya teknologi murah membangun flyover," kata Budi. (Baca: Jepang: Waktu Tempuh Kereta Semicepat Jakarta – Surabaya 5,5 Jam)

Dia mengatakan estimasi awal kereta yang menggunakan teknologi narrow gauge ini mencapai Rp 60 hingga Rp 70 triliun. Tetapi pemerintah menginginkan biaya tersebut lebih murah lagi dengan melakukan sekali studi kelayakan yang akan selesai bulan Maret mendatang.

"Kami ingin mulai tahun ini, tapi kalau belum selesai, maka bisa dimulai tahun depan," ujar Budi. (Baca: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Mulai Dibangun 2019

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya memastikan Jepang masih diprioritaskan untuk menggarap proyek kereta semicepat Jakarta - Surabaya. Dengan begitu, tertutup peluang bagi Korea Selatan untuk ikut menggarap proyek tersebut saat ini.

"Masih Jepang saat ini, (Korsel) belum kami lihat," kata Luhut.  (Baca: Tutup Pintu Korsel, Luhut Pastikan Jepang Garap Kereta Cepat Surabaya)