Rusia dan Ukraina Perang, Ini Ketergantungan RI ke Kedua Negara

ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/hp/sad.
Ilustrasi. ekspor Indonesia pada Januari-Februari 2022 ke Rusia mencapai US$ 347,1 juta, sedangkan impor mencapai 332,1 juta.
Penulis: Agustiyanti
15/3/2022, 14.03 WIB

Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-20, tetapi belum ada tanda-tanda perang akan segera berakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, perang berdampak pada perdagangan Indonesia dengan kedua negara. 

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia dengan Rusia pada tahun lalu masih mencatatkan surplus US$ 239,8 juta. Namun dalam dua bulan terakhir, kinerja perdagangan dengan Rusia berbalik defisit sebesar US$ 15 juta. 

Berdasarkan data BPS, ekspor Indonesia pada Januari-Februari 2022 ke Rusia mencapai US$ 347,1 juta, sedangkan impor mencapai 332,1 juta. Adapun pada tahun lalu, ekspor dengan Rusia mencapai US$ 1,49 miliar, sedangkan impor sebesar US$ 1,25 miliar. 

Share ekspor kita pada tahun ini hanya mencapai 0,84%, sedangkan impor anya mencapai 1%,” ujar Margo dalam Konferensi Pers, Selasa (15/3). 

Margo menjelaskan, kinerja perdagangan antara Indonesia dan Ukraina juga masih sangat minim. Ekspor Indonesia ke negara tersebut pada Januari-Februari 2022 hanya mencapai US$ 28,7 juta, sedangkan impor sebesar US$ 28,7 juta sehingga tercatat defisit US$ 6,9 juta. 

Pada tahun lalu, ekspor Indonesia ke Ukraina tercatat US$ 417 juta, sedangkan impor mencapai US$ 1,05 miliar. Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Ukraina mencapai US$ 624 juta pada 2021.

Adapun share ekspor dan impor Indonesia dengan Ukrnaina pada tahun lalu maupun tahun ini kurang dari 0,1% dari total ekspor dan impor Indonesia.

Lantas apa ketergantungan Indonesia terhadap Rusia dan Ukraina?

Indonesia selama ini paling banyak mengimpor besi dan baja dari Rusia dengan nilai mencapai US$ 447 juta pada tahun lalu dan US$ 135 juta pada tahun ini. Indonesia juga banyak mengimpor pupuk dengan nilai US$ 326,1 juta pada tahun lalu dan US$ 95,6 juta pada tahun ini, serta bahan bakar mineral dengan nilai US$ 233,4 juta pada tahun lalu dan US$ 63,9 juta pada tahun ini. 

Sementara dari Ukraina, Indonesia paling banyak mengimpor serelia sebanyak US$ 946,5 juta pada tahun lalu, disusul besi dan baja US$ 53,3 juta, serta mesin dan peralatan mekanis US$10,9 juta. Adapun dalam dua bulan tahun ini, impor seralia baru mencapai US$ 15,7 juta, besi dan baja US$ 15 juta, serta mesin dan peralatan mekanis US$ 0,2 juta. 

Serealia dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian adalah sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat

Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. 

Rusia berada di posisi keenam negara asal impor besi dan baja Indonesia dengan porsi hanya mencapai 3,74% pada tahun lalu. Rusia berada di bawah Tiongkok, Jepang, Afrika Selatan, India, Korea Selatan, dan Vietnam. Namun pada tahun ini, Rusia berada diposisi keenam menggantikan Vietnam.

Sementara itu, impor serelia Ukraina berada diposisi kedua setelah Australia pada tahun lalu dengan porsi mencapai 23,23%. Sementara pada tahun ini, Ukraina hanya menempati posisi ketujuh dengan porsi hanya mencapai 2,16%. 

Di sisi lain, komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina adalah lemak dan minyak hewan/nabati. Nilainya ekspornya ke Rusia mencapai US$ 833,6 juta pada tahun lalu dan US$ 204,4 juta pada tahun ini, sedangkan ke Ukraina mencapai US$ 368,7 juta. 

Adapun dua ekspor utama lainnya Indonesia ke Rusia adalah karet dan barang karet serta mesin dan perlatan listrik. Sementara dua ekspor utama Indonesia ke Ukraina adalah kertas/karton dan alas kaki.