Kementerian Koperasi dan UKM atau KemenkopUKM mempersiapkan pembangunan pabrik mini untuk program minyak makan merah koperasi petani sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah menyerahkan Detail Engineering Design (DED) pabrik mini tersebut pada Kemenkop UKM.
“Hari ini sudah diserahkah oleh PPKS, mengenai DED tersebut kepada kami KemenkopUKM. Memang ini agak sedikit molor targetnya, yang harusnya DED ini sudah selesai Agustus kemarin. Namun, karena ada beberapa tambahan jadi tertunda. Tapi saya kira ini tidak akan mengganggu,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, Selasa (12/9).
Teten mengatakan bahwa rencana pengolahan Minyak Makan Merah (M3) oleh koperasi sudah dalam progres. Dari sebelas tahapan yang harus dilakukan, sudah memasuki tahap kelima, dan sudah 50% hampir selesai.
Dia menjelaskan bahwa koperasi hanya memiliki waktu lima bulan untuk proses pembangunan minyak makan merah sejak Presiden Joko Widodo menyetujui konsep pengolahan hasil minyak sawit tersebut.
“Sejak ratas presiden pada 18 Juli 2022, kita hanya mempunyai waktu lima bulan untuk identifikasi lalu setelahnya pendirian pabrik, sampai dengan launching yang ditargetkan di bulan Januari 2023,” ujarnya.
Selain Detail Engineering Design (DED) yang sudah diserahkan oleh tim Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Teten juga menjelaskan bahwa minyak makan merah sedang dalam proses mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Penyerahan produk salah satunya melalui Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (MOU Hippindo) untuk penyerapan, dan untuk offtaker serta pembelian minyak makan merah ini juga sudah disediakan. Kementerian Koperasi dan UKM juga sudah memfasilitasi kemitraan antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan tiga koperasi minyak makan merah.
Teten mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM juga akan mempercepat aspek pembiayaan minyak makan merah. “Kami sudah berkoordinasi dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) juga perbankan, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) nanti yang piloting hal ini, dan mesin akan dibuat oleh PPKS” Ujar Teten Masduki.
Teten juga mengatakan bahwa pembuatan pabrik mini minyak makan merah adalah sejarah baru bagi persawitan Indonesia yang dimana para petani sawit yang sudah berkoperasi, bisa membangun Minyak Makan Merah dan mendistribusikannya.
Dari perhitungan KemenkopUKM, 10 ton minyak makan merah yang diproduksi per hari, bisa didistribusikan hanya untuk dua kecamatan di sekitar pabrik. Hal inilah yang membuat tidak adanya kekhawatiran perihal penyaluran dan pemasaran produk.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan, total konsumsi minyak sawit di pasar domestik sebesar 1,75 juta ton pada April 2022. Jumlah itu naik 16% dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar 1,5 juta ton.