Potensi Lahan Sorgum RI 24 Juta Ha, Bisa Subtitusi 60% Impor Gandum

Sarangib/Pixabay
Ilustrasi tanaman Sorgum
13/10/2022, 14.39 WIB

Potensi lahan kering untuk pengembangan sorgum di Indonesia mencapai 23,99 juta hektar. Dengan jumlah luas lahan tersebut, Indonesia berpotensi untuk memproduksi sorgum yang bisa mensubstitusi impor gandum hingga 60%.

“Potensi sorgum untuk substitusi gandum ada 60%, kalau itu bisa disubstitusi maka kita bisa mengambil 60 juta ton untuk produksi biskuit dan kue kering," kata Ketua Dewan Pakar Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia  atau MAI, Mohammad Jafar Hafsah, dalam acara Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Talk yang digelar secara virtual pada Kamis (13/10).

Dia mengatakan, impor biji gandum dan tepung terigu setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada 2020, impor gandum mencapai sebesar 10,96 juta ton.  Sementara pada Januari-Mei 2022, impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4,36 juta ton dengan nilai US$1,65 miliar.

Indonesia banyak mengimpor gandum karena sulit dibudidayakan di tanah air. Sementara gandum banyak digunakan oleh orang Indonesia sebagai bahan baku mie instan, roti, kue dan bahan makanan lainnya.  

Namun demikian, penggunaan gandum sebenarnya bisa digantikan oleh sorgum yang beroitensi dikembangkan di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah tengah gencar mengembangkan sorgum sebagai bahan pangan untuk mensubstitusi komoditas gandum. Hal itu terutama setelah adanya perang Rusia-Ukraina yang mengurangi pasokan gandum secara global sehingga harganya melambung.

 Menurut Jafar, sorgum adalah tanaman yang sejauh ini paling layak untuk menggantikan gandum yang hingga kini belum bisa dibudidayakan secara massal di Indonesia. Iklim Indonesia mendukung untuk penanaman sorgum.

“Sorgum bisa ditanam sebanyak 3 kali panen, serta mempunyai keunggulan dibandingkan dengan padi dan gandum,” ujar Jafar.

Dia mengatakan, Kementerian Pertanian berencana untuk mulai mengembangkan 15 ribu hektare tanaman sorgum pada tahap awal. Pada 2023, pengembangan tanaman sorgum akan terus diperluas dari 40 ribu hektare menjadi 50 ribu hektare.

Sementara itu, Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, mengungkapkan ucapan terima kasih karena pemerintah kembali melakukan pengembangan sorgum di daerahnya. Dia mengatakan bahwa sorgum bagi masyarakat Sumba bukan hal yang baru karena merupakan makanan pokok mereka.

 “Ketika pemerintah kembali mengembangkan sorgum bagi saya dan masyarakat Sumba adalah keberkahan, karena di Sumba memang makanan pokoknya sorgum dan gandum, dan kami dari dulu sudah mengkonsumsi sorgum,” ujar Khristofel.

Khristofel mengatakan,  Sumba Timur memiliki potensi lahan yang bisa dibudiayakan untuk sorgum sekitar 560 hektare. Oleh karena itu, pemerintah Sumba Timur sangat siap dalam menyiapkan lahan untuk pembudidayaan sorgum. Namun demikian, budidaya tanam sorgum terkendala jumlah petani yang masih minim.

Reporter: Nadya Zahira