G20 Deklarasikan Kompendium Bali, Amunisi RI Hadapi Gugatan Nikel

Humas BKPM
Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia (kiri), menerima buku panduan promosi investasi berkelanjutan saat Deklarasi Bali Kompendium di Kabupaten Badung.Bali, Senin (14/11).
14/11/2022, 16.50 WIB

Kompendium Bali ini juga akan menjadi amunisi bagi Indonesia untuk menghadapi gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia kebijakan mengenai hilirisasi nikel.

"Tau gak ketika indonesia membuat kebijakan membangun hilirisasi, membangun nilai tambah, sebagian negara maju itu tidak setuju. Empat bulan kami lakukan lobi agar negara-negara maju dikasih ruang untuk menjadi negara maju," ujarnya.

Dia mengatakan, keberhasil kompendium Bali ini bisa terealisasi berkat kerja sama negara-negara berkembang. Para negara-negara berkembang inilah yang memberikan dukungan pada Indonesia di saat harus berhadapan dengan sebagian negara maju yang tidak memberikan persetujuan.

"Saya baru sadar saat kita setop ekspor nikel, kita digugat di wto. Ini ada udang di balik batu memang sebagian negara eropa nggak mau indonesia jadi negara maju," ujarnya.

 International Energy Agency (IEA) menyatakan nikel merupakan bahan baku penting bagi industri baterai kendaraan listrik serta pembangkitan energi geotermal.

Permintaan nikel di pasar global pun diproyeksikan akan terus meningkat, seiring dengan penguatan tren energi baru-terbarukan (EBT).

"Permintaan nikel untuk teknologi energi bersih akan berkembang pesat hingga 20 kali lipat selama periode 2020 sampai 2040," prediksi IEA dalam laporan Southeast Asia Energy Outlook 2022.

Halaman:

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.