Menperin: Indeks PMI Manufaktur April 2024 Susut Tapi Masih Sehat

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melambaikan tangan usai mengikuti rapat terbatas (ratas) terkait pupuk organik yang dipimpin Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
2/5/2024, 12.59 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kinerja sektor manufaktur pada April 2024 sedikit tertekan. Kondisi ini disebabkan karena libur mudik Lebaran 2024, pelemahan kurs rupiah, dan tensi geopolitik Iran-Israel. 

"Faktor-faktor tersebut pasti sedikit banyak atau setidaknya secara psikologis dapat mengganggu para pelaku industri," kata Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5). 

Ia optimistis industri dalam negeri masih dalam kondisi sehat meskipun angka indeks manajer pembelian atau purchasing managers index susut menjadi 52,9 poin pada April 2024. Data S&P Global menujukkan PMI manufaktur Indonesia dari posisi Maret 2024 di level 54,2 poin. Angka-angka tersebut masih berada di atas 50 poin atau dalam kondisi ekspansif. 

Hanya ada dua negara di dunia yang mencatat posisi ekspansi selama 32 bulan berturut-turut, yaitu Indonesia dan India. "Negara-negara kompetitor justru kontraksi atau memiliki PMI di bawah 50 poin," ujarnya.

Direktur Jenderal Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan PMI Indonesia tetap ekspansif pada bulan lalu karena antisipasi pabrikan. Sektor manufaktur telah menyiapkan sistem pergudangan yang lebih baik saat distribusi hasil produksi pabrik tertahan selama momen Idulfitri.

Ketika itu, pemerintah membatasi pergerakan kendaraan niaga pada 5 hingga 16 April 2024, khususnya di jalan tol. Distribusi hasil produksi manufaktur sempat tertahan lebih dari 10 hari pada bulan lalu.

Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Paul Smith mengatakan April 2024 merupakan bulan positif bagi perekonomian manufaktur nasional. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan permintaan secara bulanan.

Pada saat yang sama, angka indeksi yang susut terbatas lantaran pelaku industri mendorong pembelian bahan baku dan menambah hasil produksi di gudang. Pabrikan mengantisipasi pertumbuhan permintaan pada bulan-bulan mendatang.

Secara global, Smith menyampaikan permintaan produk lokal kembali susut. Kondisi tersebut dapat menjadi pemicu pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur. "Data terkini menunjukkan kepercayaan diri sektor manufaktur Indonesia turun ke tingkat terendah selama hampir empat tahun terakhir pada April 2024," ucapnya.

Reporter: Andi M. Arief