Dampak Trump Cabut Status Khusus Hong Kong Bagi Ekonomi AS & Tiongkok

ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Ilustrasi Trump. Pencabutan status khusus Hong Kong oleh AS akan merugikan ekonomi keduanya serta Tiongkok.
29/5/2020, 19.10 WIB

Surplus perdagangan AS terbesar pada 2018 adalah dari Hong Kong, yakni sebanyak US$ 31,3 miliar. Dihitung lebih ke belakang lagi, sejak 2009-2018 surplus perdagangan AS dengan Hong Kong senilai US$ 297 miliar atau yang terbesar di antara mitra dagang lainnya.

Apabila Trump memutuskan mencabut seluruhnya status spesial Hong Kong, berarti seluruh kemudahan berbisnis yang didapatkan perusahaan-perusahaan AS akan hilang. Tarif dagang akan berlaku dan kemungkinan sangat tinggi mengingat perang dagang antara AS-Tiongkok yang berlangsung sampai saat ini. Misalnya, kebijakan tarif 25% untuk 128 produk AS yang ditetapkan pada 2 April 2018 dan pajak komoditas AS senilai US$ 60 miliar yang ditetapkan pada 24 September 2018 oleh Tiongkok akan berlaku juga di Hong Kong.

(Baca: Hubungan AS-Tiongkok Memanas, Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Menguat)

Dengan kondisi semacam itu, perusahaan-perusahaan AS akan berpikir dua kali untuk tetap berbisnis di Hong Kong. Sangat mungkin mereka hengkang dan berarti surplus perdagangan dengan Hong Kong miliaran dolar yang selama ini dinikmati AS akan lenyap.

Skenario buruk lain dari kebijakan ini, adalah lembaga pemeringkat investasi akan melihat Hong Kong tak ubahnya wilayah Tiongkok lain. Padahal para lembaga tersebut selalu menempatkan peringkat investasi Hong Kong di atas Tiongkok. Misalnya S&P Global Rating menempatkan Hong Kong tiga tingkat di atas Tiongkok. Sementara Moody and Fitch menempatak Hong Kong satu tingkat dari Tiongkok. Pukulan terhadap investasi di Hong Kong sangat mungkin terjadi dan peringkat Tiongkok akan semakin anjlok di masa mendatang.

Tiongkok memang sangat mungkin terpukul juga bila AS menganulir status spesial Hong Kong. Karena, kota ini tetap menjadi gerbang utama Tiongkok ke seluruh dunia. Data Bloomberg pada 2019, 12% eskpor Tiongkok pergi ke atau melewati Hong Kong. Meskipun turun 45% dari tahun 1992, tapi angka ini tetap penting bagi arus kas Tiongkok. Terlebih, akun modal terbuka Hong Kong dan kepatuhan terhadap standar tata kelola internasionalnya tak tertandingi oleh wilayah lain di Tiongkok. Menjadikannya basis penting bagi bank dan perusahaan perdagagan internasional.  

Status Hong Kong yang demikian pula, membuat perusahaan swasta dan milik negara Tiongkok menggunakannya sebagai tempat mengumpulkan uang. Hong Kong menjadi jalur pipa bagi pelaku bisnis individu dan perusahaan Tiongkok mengalirkan uang keluar dan masuk di bawah ketatnya pengaturan aliran uang oleh Beijing.

“Mencabut status khusus akan menjadi ‘opsi nuklir’ dan awal kematian Hong Kong sebagai pusat bisnis,” kata Steve Tsang, Direktur SOAS China Institute Universitas London, melansir Bloomberg.

(Baca: Makin Panas, Facebook dan Twitter Lawan Trump Soal Aturan Media Sosial)

Halaman: