Kenapa Kerajaan Inggris Dipimpin Ratu? Ini Penjelasannya

ANTARA FOTO/REUTERS/Victoria Jones
Ilustrasi, mahkota Kerajaan Ingggris dibawa memasuki Sovereign sebelum Pembukaan Parlemen Negara oleh Ratu Elizabeth di Dewan Bangsawan Inggris di Istana Westminster di London, Inggris, Kamis (19/12/2019).
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Agung
9/9/2022, 13.42 WIB

Di Kerajaan Inggris, mahkota biasanya diturunkan ke putra tertua. Jika raja tersebut memiliki anak perempuan dan tidak punya saudara laki-laki, maka yang diangkat sebagai penerus adalah putri tertua sebagai ratu.

Ketika Raja George VI berkuasa, pewaris takhta diberikan kepada Ratu Elizabeth II yang merupakan putri sulungnya. Mengingat George VI tidak memiliki putra, maka yang berhak atas kekuasaan Kerajaan Inggris adalah Ratu Elizabeth II.

Namun, sejak 2013, terdapat aturan baru yang memperbolehkan anak tertua dari pemegang takhta berhak menjadi pewaris yang sah. Baik itu putra ataupun putri sulung dari penguasa Kerajaan Inggris.

Aturan ini menghapus prioritas yang diberikan kepada garis laki-laki, yang berarti bahwa keturunan raja atau ratu yang lahir sejak 28 Oktober 2011, tidak akan didiskriminasi dalam suksesi takhta berdasarkan jenis kelamin.

Dengan kata lain, alasan tersebutlah yang menjadi landasan kuat kenapa Kerajaan Inggris dipimpin Ratu Elizabeth II.

Kerajaan Inggris Berkabung Setelah Ratu Elizabeth II Tutup Usia

Ratu Elizabeth II (Lorna Roberts/123RF)

 

Raja George VI meninggal dunia pada 16 Februari 1952. Masih mengutip BBC, saat itu Elizabeth II berada di Kenya mewakili Raja yang sakit. Lalu ketika Philip menyampaikan kabar bahwa ayahnya telah meninggal. Elizabeth segera kembali ke London sebagai ratu Kerajaan Inggris yang baru.

Di usianya yang menginjak 27 tahun, Elizabeth dimahkotai di Westminster Abbey pada 2 Juni 1953. Disaksikan oleh publik dan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi, saat itu Elizabeth resmi menjadi ratu yang memimpin Kerajaan Inggris.

Mengutip dari The Conversation, usai Ratu Elizabeth II naik takhta, Kerajaan Inggris saat itu hanya berjarak tujuh tahun dari perang dunia kedua. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dilakukan. 

Walau demikian, banyak pihak yang menilai Ratu Elizabeth II membawa perubahan besar bagi Inggris. Sebab, 70 tahun kemudian, Inggris terlihat sangat berbeda. 

Menurut The Conversation, Ratu Elizabeth II mungkin menguasai ekspansi teknologi dan perubahan sosio-politik paling cepat dari raja mana pun dalam sejarah Kerajaan Inggris.

Sejak beberapa tahun terakhir, sosok Ratu Elizabeth II dikenal sebagai kepala negara yang sangat menjaga netralitas politik Kerajaan Inggris. Faktanya, Elizabeth II memang sangat jarang mengeluarkan pendapat politiknya.

Kini masyarakat Inggris atau mungkin publik dunia tengah berkabung. Kita tidak bisa lagi melihat kepala negara yang berpakaian rapi, mencengkeram tas tangannya yang ikonik dan familiar itu.

Tagar #LondonBridgeDown dan #QueenElizabeth, banyak dicuitkan oleh pengguna Twitter. Linimasa media sosial dan headline pemberitaan media massa saat ini, banyak memberitakan tentang wafatnya Ratu Elizabeth II.

Keluarga Kerajaan Inggris saat ini telah memasuki masa berkabung. Dalam beberapa hari mendatang, banyak kegiatan nasional akan ditunda.

Banyak kepala negara dan pemimpin negara lainnya yang berbelasungkawa atas kepergian Sang Ratu.

Di Inggris, nantinya para Anggota Parlemen akan memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II dan bersumpah kepada Charles Philip Arthur George, yang kini menjadi Raja Charles III.

Raja Charles III akan memimpin Kerajaan Inggris untuk sekarang dan masa mendatang.

Halaman: