Sedangkan Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman optimistis finalisasi diskusi BtoB antara Chevron dan Pertamina dapat segera rampung. Perusahaannya pun tengah mengkaji teknis terkait operasional di Blok Rokan secara menyeluruh.
"Untuk hal tersebut, investasi telah kami siapkan," ujar Fajriyah. (Baca: Pertamina Anggarkan Rp 4,28 Trilun untuk Mengebor 23 Sumur Ekplorasi)
Pertamina secara hukum seharusnya baru dapat masuk di Blok Rokan setelah kontrak Chevron berakhir pada Agustus 2021. Namun Pertamina diharapkan masuk lebih cepat guna menghindari penurunan produksi di blok tersebut, lantaran Chevron mengurangi investasinya menjelang kontrak berakhir.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan terus menurun sejak awal tahun ini.
Bahkan pada tahun ini target lifting produksi minyak siap jual Blok Rokan hanya dipatok sebesar 161 ribu barel per hari (bopd). Turun dibanding tahun lalu yang dipatok sebesar 190 ribu bopd.
(Baca: Genjot Produksi, Pertamina Percepat Pengeboran 6 Sumur Migas)