Banyak Bencana Alam, Devisa Sektor Pariwisata Tergerus hingga Rp 28 T

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (10/10/2017).
Penulis: Ekarina
10/9/2019, 08.31 WIB

Pada September 2018, Palu juga ikut diguncang gempa dan tsunami. Kemudian pada Oktober 2018, jatuhnya pesawat Lion Air membuat pariwisata kembali terdampak.

Pada November 2018, polemik soal penutupan Taman Nasional Komodo ikut mempengaruhi sektor pariwisata. Lalu di penghujung 2018, tsunami menyapu Selat Sunda.

Selain faktor alam, kenaikan harga tiket pesawat juga disinyalir menjadi penyebab turunnya jumlah wisatawan. "Ekornya, sampai sekarang belum recover . Lombok juga. Harga tiket pesawat yang mahal, bencana juga. Jadi memang tidak kecil dampaknya," ujar dia. 

(Baca: Tangani Bencana di Kawasan Wisata, Pemerintah Dirikan Crisis Center)

Meski demikian dia masih optimistis penerimaan devisa dari sektor pariwisata tahun ini bisa mencapai target US$ 20 miliar. "Peneriman devisa sudah US$ 19,29 miliar 2018. Jadi kemungkinan besar 2019 akan tercapai US$20 miliar," katanya.

Halaman:
Reporter: Antara