Survei Terbaru Konsepindo: Elektabilitas Jokowi Masih Ungguli Prabowo

Arief Kamaludin | Katadata
Perhelatan debat Pilpres 2019 diperkirakan memiliki efek pendongkrak elektabilitas untuk menggaet masyarakat yang belum menentukan atau masih dapat berubah pilihannya.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
13/3/2019, 19.41 WIB

Hasil survei Konsep Indonesia (Konsepindo) memperlihatkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih lebih tinggi daripada pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Melalui simulasi top of mind, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 55 % per Februari 2019. Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 33,2 %.

Lalu, responden yang tidak menjawab sebesar 11,8%. Adapun metode simulasi ini adalah dengan menanyakan secara langsung pilihan calon pemilih tanpa menggunakan kertas suara.

Dengan metode simulasi kertas suara pun elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,8 %. Jumlah tersebut juga lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Sandiaga 34,1 %. Sementara itu, responden yang tidak menjawab sebesar 11,1 %. "Ada gap antara pasangan calon nomor urut 01 dan 02 sebesar 20,7 %," kata Direktur Konsepindo Veri Muhlis Arifuzzaman di Jakarta, Rabu (13/3).

(Baca: Survei SMRC: Jokowi-Amin Unggul Jauh atas Prabowo-Sandi)

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden, pada 17-24 Februari 2019. Responden dipilih secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error dalam survei ini +/- 2,9%, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Sementara itu, kontrol kualitas dilakukan terhadap 20% sampel.

Berkaca dari hasil survei tersebut, Veri menilai potensi Jokowi-Ma'ruf untuk memenangkan Pilpres 2019 sangat besar. Terlebih lagi, waktu yang tersisa hanya sekitar sebulan hingga masa pemungutan suara pada 17 April 2019 nanti.

(Baca: Survei PolMark: Elektabilitas di Bawah 50%, Jokowi dalam Bahaya)

Ada tiga alasan yang membuatnya yakin bahwa Jokowi-Ma'ruf akan dipilih publik. Ketiga alasan itu di antaranya mampu mengatasi masalah ekonomi, perhatian pada rakyat, dan berpengalaman. Menurut Veri, sebanyak 28,3 % responden percaya bahwa Jokowi mampu mengatasi masalah ekonomi di Indonesia.

Lalu, sebanyak 33,9 % responden yakin bahwa Jokowi-Ma'ruf perhatian pada rakyat. Kemudian, sebanyak 11 % responden menyatakan bahwa Jokowi-Ma'ruf sudah berpengalaman.

Sementara itu, sebanyak 29,8% responden memilih Prabowo-Sandiaga karena dianggap berwibawa. Lalu, 26,7% responden memilih pasangan ini karena dirasa mampu mengatasi masalah ekonomi. Sebanyak 11,3% responden lainnya memilih pasangan nomor urut 02 karena dianggap mampu menciptakan keamanan dan ketertiban.

(Baca: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Mata Pemilih Non-Muslim Turun)

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris juga yakin bahwa Jokowi-Ma'ruf mampu memenangkan Pilpres 2019. Sebab, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mengungguli Prabowo-Sandi.

Selain itu, debat Pilpres dan kampanye rapat umum nanti tidak akan signifikan mengubah peta elektabilitas kedua calon pasangan. Sebab, pola pilihan para pemilih saat ini sudah terbentuk. "Maka, agak sulit untuk diubah (elektabilitasnya), kata dia.

Survei SMRC juga Memperlihatkan Elektabilitas Jokowi Ungguli Prabowo

Sebelumnya, survei yang digelar Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) juga menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul jauh daripada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Survei tersebut dilakukan terhadap sampel 1.620 responden dalam periode 24 sampai 31 Januari 2019.

Direktur Riset SMRC Denny Irvan menyatakan dari hasil survei tersebut terlihat tingkat keterpilihan Jokowi-Amin sebesar 54,9 %, jauh lebih tinggi daripada elektabilitas Prabowo-Sandi yang hanya 32,1 %. Alhasil, selisih kedua pasangan calon sekitar 23% jika pemilihan presiden terjadi saat survei.

Lihat Databoks berikut ini:

Sementara itu, responden yang memilih tidak tahu atau rahasia hanya sebesar 13,0 %. Denny mengungkapkan, jika 13 % pemilih yang belum menentukan pilihan mengarah pada Prabowo-Sandi, Jokowi-Sandi masih unggul sekitar 10%. “Angka ini lebih besar dari hasil Pilpres 2014 yang selisihnya sekitar 6 %,” katanya di Jakarta, Minggu (10/3).

Menurut Denny, selisih sekitar 23 % memberikan hasil yang signifikan secara statistik, yang berarti Jokowi-Amin unggul jauh daripada Prabowo-Sandi. Namun, dia menegaskan peluang kedua pihak masih terbuka lebar dalam pilpres yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.