Sidang IMF-Bank Dunia di Bali Berpotensi Sumbang Devisa Rp 642 Miliar

KatadataANTARA FOTO/Wira Suryantala
Calon penumpang menunggu jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali, Sabtu (25/11) malam.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
11/9/2018, 16.47 WIB

Awal bulan depan ada hajatan dunia di Bali yakni pertemuan tahunan IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia. Pemerintah memprediksi potensi devisa dari acara ini hingga Rp 642 miliar. Walau terlihat cukup besar, sebenarnya angka ini lebih rendah dibandingkan biaya yang akan dikeluarkan pemerintah sebesar Rp 855 miliar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan potensi devisa tersebut bersumber dari wisatawan mancanegara yang datang sebanyak 18 ribu orang. Setiap wisatawan setidaknya menghabiskan US$ 2.400 untuk jenis Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). “Jadi 18 ribu kali US$ 2.400,” kata Arief di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (10/9).

(Baca juga: BI Bahas Penguatan Rupiah dalam Rangkaian Pertemuan IMF-Bank Dunia)

Ada pun wisata yang akan ditawarkan dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia sebanyak 63 paket. Jumlah tersebut berasal dari tujuh destinasi wisata yang dipromosikan, yakni Bali, Labuan Bajo, Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Toraja, dan Danau Toba. Sebanyak 33 paket berada di Bali.

Saat ini, baru 10 % dari 18 ribu wisman yang memesan paket wisata tersebut. Menurut Arief, pemesanan paket wisata akan naik lagi 25 % sebulan sebelum pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia yang dilaksanakan pada 12-14 Oktober 2018. Lalu, akan bertambah 25 % sepekan sebelum acara dan sisanya pada saat rangkaian pertemuan ketika mereka menginap di hotel. Sudah 21 hotel yang akan menjamu para delegasi, yang di sana tersedia counter pemesanan paket wisata.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjanjikan setengah dari total biaya penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia bakal kembali ke kas negara. Salah satunya karena peserta yang datang akan menambah devisa negara melalui sektor pariwisata.

(Baca pula: Luhut Anggap Erupsi Gunung Agung Tak Ganggu Pertemuan IMF-Word Bank)

Peserta IMF-WB yang diperkirakan 15 ribu orang akan datang bersama keluarganya. Hal ini akan menambah jumlah turis mancanegara, dan secara otomatis menguntungkan bisnis perhotelan. “Mereka memberi untung luar biasa ke hotel di Bali dan tempat lain. Kami melihat mungkin bisa 20 ribu lebih yang datang,” kata Luhut.

Selain itu, 400 buah komputer yang dibeli melalui anggaran negara akan dihibahkan ke sekolah di Bali, Banyuwangi, dan Lombok. Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan pengeluaran itu juga bermanfaat bagi Indonesia karena banyak digunakan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur. “Pada akhirnya,” ujar Sri, “bermanfaat untuk Bali sebagai destinasi wisata yang terkenal di Indonesia.”