Jadi Proyek Mangkrak, BKPM & Pertamina Kebut Pembangunan Kilang Tuban

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ilustrasi, kilang Pertamina. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya mempercepat proyek kilang Pertamina di Tuban.
28/5/2020, 13.58 WIB

Di samping nilai investasinya yang besar mencapai Rp211,9 triliun, keberhasilan proyek itu akan memberikan manfaat sangat besar bagi anak bangsa. Sebab, proyek kilang Tuban bisa menyerap 20.000 tenaga kerja pada saat konstruksi dan 2.500 pekerja dalam tahap operasional.

Oleh karena itu, BKPM juga mengupayakan penyelesaian proses perizinan. Salah satu caranya dengan menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mempercepat proses perizinan terkait masalah lingkungan.

Di sisi lain, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina Ignatius Tallulembang menyatakan proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban merupakan salah satu proyek yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019.

Saat ini, kemajuan proyek telah mencapai Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). “Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” ujar Ignatius.

Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) pada 18 April 2019 telah memberikan arahan tegas untuk memfasilitasi investor di sektor petrokimia. Salah satunya dengan memberikan insentif perpajakan.

Hal itu merupakan keseriusan pemerintah dalam merealisasikan pembangunan kilang minyak. Sebagaimana diketahui, proyek Kilang Tuban dikerjakan oleh Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina dengan saham 55 persen dan Rosneft PJSC Rusia sebesar 45 persen.

Proyek tersebut dibangun Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri dan memproduksi petrokimia berkualitas tinggi. Pembangunan kilang minyak masuk dalam proyek infrastruktur prioritas sejak masa kabinet pertama Presiden Jokowi, baik dalam bentuk kilang baru (NGRR) maupun pengembangan kilang minyak eksisting atau Refinery Development Master Project (RDMP).

(Baca: Pertamina Akan Lanjutkan Proyek Kilang Cilacap Tanpa Saudi Aramco)

Halaman: