Jumlah Tes Covid-19 di 16 Provinsi Pernah Mencapai Standar WHO

123rf.com
Ilustrasi, peneliti melakukan riset di laboratorium. Jumlah tes Covid-19 di Indonesia belum mencapai target WHO.
2/12/2020, 18.55 WIB

Meski begitu, pelatihan untuk laboran tidaklah mudah, karena virus infeksi membutuhkan precaution yang lebih tinggi. Selain itu, pelatihan perlu dilaksanakan mulai dari hulu hingga hilir seperti pengambilan sampel, pemindahan sampel (transportasi), penyimpanan, hingga pemeriksaan.

“Saya juga menemukan sample di laboratorium sudah dalam keadaan kering, dalam kondisinya rusak. Artinya pengambilannya atau transportasinya bermasalah. Penyimpananannya harus dalam suhu yang seperti apa, ini juga akan berpengaruh,” kata dia.

Selain itu, ada kendala operasional laboratorium. Itu lantaran tidak semua laboratorium milik pemerintah yang bisa bekerja 24 jam.

Ada pula laboratorium swasta yang jam operasional terbatas. Dengan kondisi itu, Dewi meminta pemerintah daerah memberikan insentif bagi tenaga kerja laboratorium yang bertugas di luar jam kerja. 

Di sisi lain, jumlah pelacakan yang masih terbatas membuat jumlah sample yang harus dites sedikit.  Ditambah dengan peralatan yang berbeda di setiap laboratorium. 

Menurut Dewi, ada laboratorium yang menggunakan closed system, yakni harus satu merek antara alat dan reagen. Ada pula laboratorium yang menggunakan open system, yakni beragam merek untuk memeriksa spesimen.

Dengan kondisi tersebut, Dewi menyebut peran pemerintah daerah menjadi sangat vital terutama dalam jumlah tes dan pelacakan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus melibatkan laboratorium swasta dan mengatur jam operasionalnya agar jumlah tes terus meningkat.

(Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan Irawan)

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan