Bos Unilever Akan Kawal Pembahasan UMKM Perempuan di Panggung G20

B20 Indonesia Women in Business Action Council
Shinta Widjaja Kamdani, Chair B20 Indonesia (kiri) dan Ira Noviarti selaku \Chair dari B20 Women in Business Action Council (kanan)
Penulis: Maesaroh
27/1/2022, 08.09 WIB

Jumlah investasi yang diberikan kepada perempuan lebih kecil sementara akses keuangan juga masih terbatas. 

Laporan International Finance Corporation (IFC) pada 2011 menunjukkan bahwa dalam cakupan global, estimasi kesenjangan kredit bagi pengusaha perempuan adalah sebesar US$ 287 juta, atau 30% persen dari total kesenjangan kredit UMKM. 

Chair B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pemberdayaan UMKM perempuan bisa diberikan dalam berbagai bentuk, mulai dari bantuan pendanaan, mentoring, hingga peningkatan skil berbisnis.

Shinta mengatakan Forum B20 belum bisa memastikan bantuan apa yang akan diberikan kepada UMKM perempuan. Namun, bantuan investasi atau Women Fund bisa menjadi alternatif.

Women Fund bisa mendanai UMKM perempuan dan tidak hanya dijmanfaatkan oleh Indonesia tetapi negara lain juga.
Terlebih, banyak negara G20 yang juga memiliki perhatian sama terhadap UMKM perempuan, seperti Brasil.
Sejumlah tokoh dan pemimpin anggota G20 juga selama ini menunjukan dukungan besar terhadap isu UMKM perempuan, seperti Ratu Belanda Maxima dan pengusaha Melinda Gates.

 Shinta mengingatkan Indonesia harus memanfaatkan secara maksimal posisinya sebagai Presidensi G20 untuk menunjukan kepada dunia mengenai isu yang selama ini menjadi perhatian pemerintah, termasuk UMKM perempuan.

"Kalau cuma ajak orang Indonesia untuk kumpul itu bukan tujuannya (Presidensi G20). Kita harus manfaatkan dari Indonesia itu nantinya outcome nya apa, apa yang membuat beda dan actionnya seperti apa," tutur Shinta.

Berdasarkan data pemerintah, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta.

Awal Oktober lalu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan lebih dari 50% bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dijalankan oleh perempuan.

 Sasakawa Peace Foundation & Dalberg  juga menyebutkan persentase wirausaha perempuan di Indonesia cukup tinggi yaitu 21%, Jumlah ini jauh lebih tinggi di atas rata-rata global yang mencapai 8%

Namun, banyak dari mereka yang terpaksa menutup usahanya karena  kekurangan modal selama pandemi Covid-19.

Teten mengatakan sebanyak 87% UMKM yang dimiliki perempuan merugi sangat besar karena pandemi dan 25% dari mereka kehilangan setengah pendapatannya. Dua dari tiga UMKM yang dimiliki perempuan terpaksa tutup permanen atau sementara selama pandemi.

Halaman:

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.