Pemerintah Pasang Strategi Pastikan Stok Beras Aman hingga Akhir 2022

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa.
Pekerja mengangkut beras di penggilingan padi Kampung Kubang Mas, Kecamatan Warungjaud, Serang, Banten, Senin (1/8/2022). Menurut pemilik usaha penggilingan padi, sejak sepekan terakhir harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik dari Rp4.500 menjadi Rp5.000 per kilogram.
3/9/2022, 13.14 WIB

Pemerintah melakukan penguatan stok beras untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi hingga akhir 2021. Pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kebijakan Pangan, Jumat (2/9), pemerintah secara intens memonitor dan mengevaluasi penerapan kebijakan pangan nasional, agar sesuai dengan kondisi terkini.

Adapun upaya penguatan stok beras akan dilakukan melalui perluasan tanam maupun pengadaan. Rakortas juga memutuskan beberapa kebijakan terkait upaya penguatan stok beras, pertama mengenai kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga. 

Kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog untuk melakukan pembelian gabah/beras dengan menggunakan fleksibilitas harga. Langkah tersebut dilakukan untuk penguatan stok cadangan beras pemerintah atau CBP. 

Rakortas yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto secara hybrid tersebut memprediksi panen gadu petani akan mencapai 5 juta ton. Untuk itu, Bulog diminta untuk menyerap hingga 1,2 juta ton dengan fleksibilitas harga. 

Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa pada Agustus 2022 bahan makanan mengalami deflasi sebesar 2,64 % dibandingkan bulan sebelumnya. Secara rinci, komoditas bahan makanan yang memberikan andil deflasi pada Agustus 2022 adalah Bawang Merah 0,15 %, Cabai Merah 0,12 %, Cabai Rawit 0,07 %, Minyak Goreng 0,06 %, Daging Ayam Ras 0,06 %, Tomat 0,03 %, Ikan Segar, Jeruk dan Bawang Putih masing-masing 0,01%. Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi yaitu Telur Ayam Ras dan Beras masing-masing 0,02 %.

“Dari angka tersebut, kita juga telah rapat dengan seluruh Gubernur dan memintanya membantu menekan harga inflasi melalui berbagai upaya, antara lain dengan operasi pasar dan mengatur transportasi sebagai dukungan memperlancar distribusi,” kata Airlangga dalam keterangan resmi Sabtu (3/9).

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Wakil Menteri BUMN, Kepala Badan Pangan Nasional, Wakasatgas Pangan, Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Direktur Utama Bulog, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, dan yang mewakili Menteri Keuangan, serta yang mewakili Sekretaris Kabinet.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia bisa mengekspor beras untuk memasok kebutuhan pangan dunia. Meskipun begitu, Jokowi meminta Kementerian Pertanian untuk memastikan kecukupan stok dan kebutuhan beras nasional hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perkiraan kebutuhan konsumsi beras Nasional sebesar 30,03 juta ton per tahun. Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten berada di level 31,3 juta ton. Sementara jumlah stok akhir April 2022 mencapai angka 10,2 juta ton.

Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria mengatakan konsumsi beras Indonesia telah turun dari 98 kg per kapita pada 2016, menjadi 94,4 kg pada 2021. Menurut dia, konsumsi beras Indonesia masih bisa diturunkan hingga 85 kg per kapita sesuai dengan rekomendasi dari Pola Pangan Harapan.

Reporter: Tia Dwitiani Komalasari