Bensin Revvo 89 SPBU Vivo Diburu, Disebut Lebih Irit dari Pertalite
Belakangan beredar kabar bahwa BBM Pertalite menjadi lebih boros setelah harganya naik. Konsumen menduga kualitas BBM bersubsidi ini diturunkan sehingga jarak tempuh per liternya berkurang meski tudingan ini telah dibantah Pertamina.
Para pengendara pun membandingkan Pertalite dengan Revvo 89 dari SPBU Vivo yang harganya lebih mahal Rp 900 per liter. Bensin Revvo 89 di SPBU Vivo disebut lebih irit dibanding bensin Pertalite RON 90 milik Pertamina.
Walau lebih mahal Rp 900 per liter, sejumlah warga lebih mengaku lebih tertarik mengisi motor mereka dengan bensin Revvo 89 karena diklaim lebih irit sehingga jarak tempuh yang dilalui bisa lebih jauh ketimbang Pertalite. Bahkan seorang pengendara menyebut Revvo 89 lebih irit dibandingkan Pertamax RON 92.
"Izin share, saya pengguna Pertamax 92 di Aerox standar saya cuma dapat 37 km per liter. Iseng seminggu yang lalu bensin habis dideket Vivo cobain yang Revvo 89 eh ketagihan pakai ini dapat 40 kilometer per liter. Yang saya bingung tarikannya beda tipis sama Pertamax, kalau Pertalite ampun deh motor berat," tulis @HoaxeS_, dikutip Senin (26/9).
Hal serupa juga dikatakan oleh pemilik akun twitter @anaswongkamfung. Dalam ciutannya, dia menyebut bensin jenis Revvo 89 lebih irit dari BBM jenis Pertalite.
"Gw pakai Vivo Revvo 89 motor Honda Vario 125 isi full tank jarak tempuh Cengkareng sampai BSD jarak 60 km pulang-pergi sudah 3 hari masih 3 strip padahal ditambah antar jemput anak sekolah pagi kalau sore ngaji kira-kira 20 km jadi 80 km/hari... Palingan ngisi sekitar 2,8 liter biar full tank," ujarnya.
Di media sosial facebook, narasi bensin Revvo 89 yang lebih irit ketimbang Pertalite juga kerap muncul. Salah satunya ditulis oleh pemilik akun Igor Zephyrantes.
"Tes paling pertama. 50% Pertalite 90 dan 50% Revvo 89. Hasil rata-rata di 58,3 km. Tes kedua full tank Revvo 89 hasil rata-rata di 61,9 km. Tes terakhir full tank Pertalite 90 start di 95869,8 kedip-kedip di 96044,1. Selisih di 127,3 km (3,2 liter) alias 54,4 km per liter. Yang artinya secara matematika Revvo lebih irit 17,3%," tulisnya.
Kondisi tersebut sebetulnya tak berbeda jauh dengan apa yang dialami Fajri. Seorang pekerja swasta di bilangan Jakarta Selatan ini mengaku bisa menempuh 123 km dari 3 liter BBM jenis Pertalite dengan sepeda motor Yamaha Xeon GT125 produksi 2014.
Dengan demikian, jarak tempuh rata-rata mencapai 41 km per liter. "Kalau gue isi Pertalite 3 liter dapet 123 km atau 41 km per liter," katanya.
Uji Laboratorium
Adapun untuk memastikan apakah Pertalite saat ini menjadi lebih boros setelah harganya naik harus dibuktikan dengan uji laboratorium tidak bisa melalui perbandingan dengan penggunaan untuk perjalanan sehari-hari yang dipengaruhi berbagai faktor seperti gaya berkendara, kondisi jalanan, kondisi mesin, dan sebagainya.
Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jayan Sentanuhady mengatakan, jika seseorang sebelumnya telah menggunakan Pertalite dan sekarang tetap memakai Pertalite, maka seharusnya tidak ada perbedaan.
"Mestinya ya sama saja kan? Kan bahan bakarnya masih sama, Pertalite dengan spesifikasi yang sama. Untuk memastikan apakah memang pengonsumsian Pertalite lebih boros atau tidak, perlu dilakukan engine test bed di laboratorium. Kalau di jalan sering nggak valid," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Terkait dengan adanya dugaan sejumlah warganet yang menyebut Pertamina menurunkan oktan Pertalite sehingga cepat boros, ia meragukan hal itu dilakukan perusahaan sebesar Pertamina.
"(Kualitas diturunkan) bisa.. diproses blending di pabrik. Cuma apa ya perusahaan besar dan terkenal melakukan kecurangan? Saya kira kok nggak ya. Reputasinya bisa habis kalau melakukan itu," kata dia.
Menanggapi isu yang beredar mengenai perubahan spesifikasi produk Pertalite yang beredar di sosial media, Sekretaris Perusahaan Pertamina Parta Niaga, Irto Ginting mengatakan produk BBM Pertamina jenis Pertalite RON 90 tidak mengalami perubahan spesifikasi.
Adapun standar dan mutu BBM Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.
Irto juga mengatakan batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar diantaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).
"Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diijinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal). Adapun penguapan dapat berubah lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat," kata Irto.
Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk penguapan atau yang biasa dikenal dengan istilah destilasi Pertalite adalah 10%, dibatasi maksimal 74° Celsius. Secara umum produk Pertalite ada di suhu 50° Celcius. Artinya, pada saat tempertur tersebut, Pertalite sudah bisa menguap hingga 10%. "Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya," tambah Irto.