Membandingkan Pertalite vs Vivo Revvo 89, Mana yang Lebih Boros?

Amelia Yesidora
21 September 2022, 14:48
Sejumlah nelayan membeli BBM bersubsidi dengan sistem scan QR code melalui Program Solar Untuk Koperasi Nelayan atau Program SOLUSI di SPBU Nelayan PPSC, Cilacap Selatan, Cilacap, Jateng, Sabtu (17/9/2022). Program SOLUSI merupakan program Pertamina untuk
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/nym.
Sejumlah nelayan membeli BBM bersubsidi dengan sistem scan QR code melalui Program Solar Untuk Koperasi Nelayan atau Program SOLUSI di SPBU Nelayan PPSC, Cilacap Selatan, Cilacap, Jateng, Sabtu (17/9/2022). Program SOLUSI merupakan program Pertamina untuk memudahkan penyaluran BBM bersubsidi kepada nelayan melalui kerjasama dengan KUD Mino Saroyo dan telah menjangkau 1.000 nelayan yang memiliki QR code untuk bertransaksi BBM bersubsidi di lima SPBUN di Kabupaten Cilacap, Jateng.

Protes masyarakat atas kenaikan harga BBM khususnya Pertalite awal bulan ini, kini menjalar ke dugaan borosnya konsumsi Pertalite tersebut. Keluhan ini muncul di berbagai platform media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, hingga TikTok.

Seorang pengguna Facebook bernama Salman Taufik menuturkan, 15 liter hanya cukup untuk perjalanan dua hari sekitar 80 km. Akhirnya ia pun beralih menggunakan bensin Revvo 89. 

Advertisement

Pada platform Twitter, pengguna bernama ATOCK__s menghitung bahwa saat ini dirinya perlu mengisi tangki kendaraan hingga penuh sebanyak 7 hingga 8 kali dalam satu bulan. Padahal, biasanya dia hanya mengisi lima kali sebulan untuk kegiatan sehari-hari.

“Perlu dicek kadar oktannya, benarkah masih 90?” tanya pengguna Twitter tersebut, dikutip Rabu (21/9).

Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai kabar Pertalite lebih boros setelah harganya dinaikkan, Pertamina membantah kalau kualitas bensinnya mengalami perubahan.

“Produk BBM Pertamina jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan spesifikasi,” kata Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Lantas, apa itu RON dan apa perbedaan angka yang menyertainya?

Perbedaan Nilai RON dalam Kendaraan

RON adalah singkatan dari Research Octane Number, angka yang menunjukkan nilai oktan pada bahan bakar minyak. Nilai tersebut ditentukan dari dua senyawa, yakni isooktana dan n-heptana. Dengan adanya dua senyawa tersebut, nilai RON 88 menunjukkan bahwa 88 % kandungan bahan bakar tersebut adalah isooktana dan 12 % sisanya adalah n-heptana. Isooktana adalah senyawa yang tahan terhadap ketukan, sementara n-heptana adalah senyawa yang mengakibatkan ketukan. 

Menurut laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), RON bisa menunjukkan seberapa tinggi tekanan yang akan diberikan sampai pada akhirnya bahan bakar akan terbakar secara spontan. Bila nilai oktan tinggi, maka BBM lebih lambat terbakar dan tidak meninggalkan residu pada mesin.

“Semakin tinggi RON, maka semakin baik pula untuk mesin mobil, khususnya untuk kendaraan keluaran tahun 2009 ke atas,” menurut laman itu.

Di sisi lain, Pertamina menuliskan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut laman One Solution Pertamina, performa mesin kendaraan berasal dari komponen yang digunakan, sementara bahan bakar hanyalah penunjang. Maka dari itu, kendaraan dengan kompresi mesin rendah seperti transportasi umum, kendaraan industri, hingga mobil klasik yang masih menggunakan mesin berkompresi rendah tidak membutuhkan BBM dengan nilai oktan tinggi. 

“Tenaganya tetap, hanya saja respon mesin yang menjadi lebih baik akibat kualitas bahan bakar yang bagus, sehingga seolah-olah terjadi peningkatan tenaga. Untuk menjaga mesin dalam performa baik, gunakan RON yang sesuai dengan mesin dan kompresi kendaraan yang digunakan,” jelas Pertamina dalam laman tersebut.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement