Harga Minyak Turun, Pertamina dan Shell Mulai Hitung Ulang Harga BBM

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.
Seorang petugas menunjukkan harga BBM jenis Pertalite yang sudah naik menjadi Rp10 ribu per liter di SPBU Maya jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022).
8/12/2022, 16.28 WIB

Sejumlah perusahaan penyedia bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri tengah menghitung-hitung potensi penyesuaian harga BBM seiring melandainya harga minyak mentah dunia. Hari ini, Kamis (8/12) Brent berada di harga US$ 77,62 per barel, dan West Texas Intermediate atau WTI di level US$ 72,54 per barel.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution, mengatakan perseroan masih terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia sebelum memutuskan untuk melakukan penyesuaian harga BBM. Sebab penetapan harga BBM tidak hanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak.

"Terkait harga itu gak semata-mata mengacu ke harga minyak mentah, tapi harga pasarnya produk itu berapa. Jadi bisa tuh harga crude turun, tapi MOPS Solar maupun MOPS gasoline itu naik. Jadi semuanya tergantung itu sih, kata Alfian saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR pada Kamis (8/12).

Menurutnya, penurunan harga minyak mentah tak serta merta menjadi sebab tunggal penurunan harga BBM. "Jadi tidak ada korelasi," ujar Alfian.

Sikap serupa juga disuarakan oleh Shell. Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menyampaikan perusahaan masih terus melihat kondisi pasar dalam menyikapi isu penyesuaian harga BBM menyusul merosotnya harga minyak.

"Kami mempertimbangakan beberapa faktor seperti harga MOPS, volatilitas pasar, nilai tukar mata uang, biaya distribusi, biaya operasional, dan tentunya kinerja perusahaan. Tapi yang pasti, kami akan selalu megikuti regulasi dari pemerintah," ujar Ingrid.

Sebelumnya, sejumlah kalangan menilai harga minyak mentah global yang tengah melandai saat ini tak serta merta menjadi faktor untuk menurunkan harga BBM di dalam negeri. Hal ini disebabkan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 2006-2009, Ari Hernanto Soemarno, faktor utama dari penentuan harga BBM terletak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selain itu, harga minyak hingga akhir tahun masih cenderung fluktatif.

"Harga minyak akan terus tertekan turun ke level di bawah US$ 90 per barel. Namun dari segi dalam negeri, ada permasalahan nilai tukar," kata Ari beberapa waktu lalu, Senin (24/10).

Ari menjelaskan harga minyak mentah akan terus berfluktuasi seiring belum meredanya konflik antara Rusia dan Ukraina. Dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah, hasil yang didapat dari penurunan harga minyak hanya bisa digunakan untuk mengurangi biaya kompensasi BBM ke Pertamina ketimbang menurunkan harga jual BBM.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu