Sejumlah SPBU swasta kembali melakukan penyesuaian harga BBM pada pembukaan tahun 2023. PT Vivo Energy Indonesia atau Vivo, dan BP kompak menurunkan harga BBM-nya per 1 Januari 2023.
Adapun SPBU Vivo memangkas harga BBM untuk jenis Revvo 90 setara Pertalite menjadi Rp 11.800 per liter dari sebelumnya Rp 12.000 per liter. Sama halnya dengan Revvo 95 yang kini dijual di harga Rp 13.600 per liter dari sebelumnya Rp 14.600 per liter.
Sedangkan BBM Revvo 92 setara Pertamax menjadi Rp 12.800 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter. Harga BBM Revvo 92 lebih murah Rp 1.100 per liter dari harga Pertamax di area Jawa-Bali yang seharga Rp 13.900 per liter.
Sementara SPBU BP menurukan harga BP90 menjadi Rp 12.950 per liter dari sebelumnya Rp 14.050 per liter, dan BP95 menjadi Rp 13.500 per liter dari sebelumnya Rp 14.700 per liter.
Sementara itu, BP92 yang setara dengan Pertamax dilego di angka 13.030 dari harga sebelumnya Rp 14.150 atau lebih rendah murah Rp 1.120 per liter dari harga jual Pertamax.
Selain itu, BP juga menurunkan harga BP Ultimate menjadi Rp 13.810 per liter dari harga sebelumnya Rp 15.100 per liter dan harga BBM diesel mereka, BP Diesel menjadi Rp 16.310 dari harga sebelumnya Rp 18.660 per liter.
Direktur Pemasaran BP-AKR, Vanda Laura, mengatakan bahwa keputusan perusahaan untuk menurunkan harga jual pada sejumlah produk BBM yang ditawarkan merujuk pada harga minyak dunia yang mulai melandai.
Harga minyak mentah jenis Brent pada Senin (2/1) berada di angka US$ 85,91 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di harga US$ 80,26 per barel.
"Untuk penyesuaian harga BBM, BP-AKR masih merujuk kepada kondisi terkait harga minyak dunia, biaya operasional dan kondisi pasar," kata Vanda Laura lewat pesan singkat pada Senin (2/1).
Bagaimana Pertamina?
Menanggapi adanya informasi perihal harga Jual Pertamax yang lebih mahal ketimbang BBM swasta BP 92 dan Revvo 92, PT Pertamina kini sedang melakukan tinjauan internal untuk segera mengumumkan penyesuaian harga kepada seluruh BBM non subsidi atau jenis BBM umum (JBU).
Sektetaris Perusahaan Pertamina Parta Niaga, Irto Ginting, menyampaikan bahwa pengumuman penyesuaian harga JBU akan segera disiarkan setelah proses tinjauan perusahaan selesai. "Sedang kami tinjau, segera kami umumkan setelah proses tinjauan untuk seleruh JBU selesai," kata Irto lewat pesan singkat pada Senin (2/1).
Adapun fluktuasi harga minyak pada akhir tahun 2022 diproyeksikan bakal berdampak pada penurunan harga BBM non bersubsidi jenis bensin seperti Pertamax.
Kini harga minyak mentah Brent yang berada di kisaran US$ 85,91 per barel saat ini jauh lebih rendah dari reli harga minyak pada awal pembentukan harga Pertamax senilai Rp 13.900 per liter untuk wilayah Jawa-Bali pada Oktober lalu. Saat itu, harga minyak Brent berada di angka US$ 91,59 per barel.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menyebut bahwa harga keekonomian BBM Pertamax saat ini ikut turun seiring melandainya harga minyak jika dibandingkan dengan harga di dua bulan belakangan.
Mamit melanjutkan, penyesuaian harga BBM non subsidi umumnya dilakukan tiap tiga bulan dengan formulasi hitung-hitungan yang mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 62 Tahun 2020.
"Dengan harga minyak mentah saat ini, harusnya harga Pertamax bisa turun walau tidak banyak," kata Mamit saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Kamis (29/12).
Mamit menambahkan, penurunan harga keekonomian BBM non subsidi jenis bensin atau gasoline juga berpotensi pada Pertamax Turbo. Dia mengatakan, penurunan harga wajar secara otomatis akan menyusutkan harga jual.
Menurut Mamit, harga jual Pertamax dan Pertamax Turbo akan turun dalam kisaran Rp 300-400 per liter pada periode penyesuaian harga yang bakal terjadi dalam waktu dekat. "Perhitungan saya dengan formulasi yang saya buat, gak lebih dari Rp 300 sampai Rp 400 per liter," ujar Mamit.