Jokowi Meminta Para Menteri Mengantisipasi Kekeringan

ANTARA FOTO/Seno
Ilustrasi, puluhan hektare lahan pertanian di Desa Tanjung Pecinan, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, retak akibat musim kemarau dan tidak adanya air saluran irigasi sehingga terancam gagal panen. Jokowi meminta para menteri mengantisipasi kekeringan.
Penulis: Michael Reily
15/7/2019, 19.00 WIB

Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyebutkan luas lahan yang gagal panen atau puso akibat kekeringan mencapai 9.358 hektare hingga 4 Juni lalu. Ada sekitar 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan.

(Baca: Musim Kemarau, Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat)

Secara total, dampak kekeringan tahun ini seluas 102.746 hektare. Daerah yang mengalami puso atau gagal panen terluas ialah Jawa Timur, 5.069 hektare. Disusul oleh Jawa Tengah seluas 1.893 hektare, Yogyakarta 1.757 hektare, Jawa Barat 624 hektare dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 15 hektare.

Daerah yang mengalami kekeringan meliputi Jawa Timur 34.006 hektare, Jawa Tengah 32.809 hektare, Jawa Barat 25.416 hektare, Yogyakarta 6.139 hektare, Banten 3.464 hektare, NTB 857 hektare, dan NTT 55 hektare.

Kementerian Pertanian memanfaatkan 11.654 unit embung pertanian dan 4.042 unit irigasi perpompaaan untuk mengantisipasi kekeringan. Kementerian ini juga akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan air sebagai suplesi pada lahan yang kekeringan.

Meski begitu, Kementerian Pertanian akan mengidentifikasi sumber air alternatif dengan sistem perpompaan dan irigasi air tanah dangkal. Penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) juga ditingkatkan menjadi 93.860 unit pompa air. Khusus pada daerah terdampak kekeringan, pompa air yang digunakan mencapai 19.999 unit.

(Baca: Masuk Musim Kemarau, Bulog Klaim Stok Beras Cukup Sampai Akhir Tahun)

Halaman:
Reporter: Michael Reily