Raih Pendanaan Rp 30 M, Startup Haus! Ambisi Berekspansi 3.000 Gerai

Haus.Indonesia / Instagram
Perusahaan minuman kekinian Haus! Indonesia memaparkan rencana ekspansi usai mendapat pendanaan dari BRI Venture Capital.
Penulis: Ekarina
11/12/2020, 15.43 WIB

Dalam mengelola operasional usaha, hal ini menurutnya merupakan tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) dan kontrol yang baik dari manajemen.

"Ini mengapa kami masih fokus di Jabodetabek. Daripada pertumbuhan bisnis kami tak seimbang dengan pertumbuhan organisasi. Makanya, kami fokus dan mengombinasikan talent-talent kami," kata Gufron. 

Meski berawal dari usaha mikro kecil mengah (UMKM), dia pun membagikan tips bagaimana usahanya bisa berkembang hingga akhirnya mendapat modal miliaran dari perusahaan modal ventura. 

Menurutnya, UMKM sedari dini harus membiasakan diri tertib administrasi dan tertib finansial. Memisahkan pos keuangan antara rumah tangga dengan bisnis wajib diakukan agar tak mengganggu usaha dan manajemen bisnis bisa berjalan. 

"Makanya ketika saatnya datang, kami dianggap layak menjadi perusahaan yang diberi investasi," ujarnya.

Vice President of Investment & Business Development BRI Ventures, Markus Liman Rahardja mengatakan tren usaha kuliner grab and go semakin membaik.  Hal itu yang menjadi salah satu alasan kemitraan pihaknya bersama pelaku usaha minuman lokal Indonesia, Haus! Indonesia.

Dengan suntikan modal ini, dia berharap dapat ikut mengangkat UMKM Indonesia menjadi lebih berkembang dari sisi skalabilitas maupun kompetensi.

Ketua Bidang UMKM/IKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ronald Walla sebelumnya mengatakan, ada sejumlah tantangan yang menyebabkan usaha kecil tak mampu bertahan hingga akhirnya tutup. 

Pertama adalah perizinan. Ronald mengatakan izin yang rumit mengakibatkan potensi pungutan liar. Kemudian saat pandemi, ada pihak yang mencari peluang dengan melakukan pungutan liar lantaran pendapatannya menurun.

"Akibatnya, bisnis pengusaha yang naik, kemudian kena pungli, akhirnya mereka harus tutup usaha lagi. Ini perlu secepatnya ditangani," kata Ronald dalam Seminar Publik Daring "Bangun UMKM di Tengah Multikrisis" yang diselenggarakan Katadata.co.id bersama Universitas Prasetiya Mulya, Kamis (15/10).

Masalah utama ini didapatkan Apindo dari pendampingan online UMKM yang dilakukan setiap pekan. Total mereka telah mendapatkan 2.000 sampai 3.000 isu dan keluhan.

"Yang kedua itu adalah pemasaran, sedangkan ketiga adalah pendanaan," kata Ronald.

Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof Djisman Simandjuntak mengatakan beberapa langkah perlu diambil pemerintah demi membangkitkan UMKM.

Pertama menyiapkan institusi keuangan seperti bank yang khusus memberikan pinjaman kepada usaha kecil. Kedua, transfromasi pendidikan tinggi sebagai inkubator UMKM.

Djisman mengatakan 2,5 juta angkatan kerja baru yang hadir perlu diarahkan menjadi pengusaha. "Perlu kebijakan yang kredibel, good governance. Hanya dengan itu UMKM bisa berhadapan dengan usaha besar," kata Djisman.

Halaman: