Riset: Sebagian Masyarakat Memulai Usaha Baru saat Pandemi Corona

ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Ilustrasi, selaku usaha menunjukkan katalog online produk sepatu berbahan tenun songket milik merk Nadina Salim mitra Binaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dipajang di salah satu gerai UMKM di Palembang,Sumsel, Senin (20/7/2020).
27/7/2020, 21.04 WIB

Riset yang dilakukan oleh unit usaha Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Jenius menunjukkan, sebagian masyarakat yang paham teknologi teknologi (digital savvy) memulai usaha saat pandemi corona. Hal ini dilakukan untuk menambah pendapatan di tengah masa pagebluk.

Sebanyak 49% dari total 267 responden mengaku pendapatannya tetap, meski ada pandemi virus corona. Lalu, 44% mengaku penghasilannya berkurang dan 7% meningkat.

Lebih rinci, 24% dari responden yang pendapatannya tetap, membuka usaha kecil. “Ini untuk mengantisipasi risiko ke depan,” kata Digital Banking Business Product Head, Bank BTPN  Waasi B. Sumintardja saat konferensi pers secara virtual, Senin (27/7).

Sedangkan yang mengurangi pengeluaran dan bekerja seperti biasa, masing-masing porsinya 18%. Lalu, masing-masing 11% responden gencar menabung dan memperbaiki pengelolaan keuangan.

Yang menarik, 42% dari responden yang pendapatannya menurun, mulai membuka usaha. Porsinya lebih besar ketimbang warga yang penghasilannya tetap.

Lalu, 22% menjadi pekerja lepas (freelancer) dan 14% mengurangi pengeluaran, Sedangkan 7% lainnya memperbaiki pengelolaan keuangan dan 6% mencari pekerjaan baru.

Tak hanya itu, sebagian responden yang pendapatannya naik, juga memulai usaha baru saat pandemi Covid-19. "Secara garis besar, semua responden ingin mengantisipasi risiko ke depan dengan mencari peluang baru. Caranya, membuka usaha," ujar Waasi.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur