Tokopedia menambahkan layanan bayar kemudian atau paylater milik Gojek, GoPayLater di platform. E-commerce ini sebelumnya mengalihkan program loyalitas OVO Points menjadi TokoPoints.
"GoPayLater kini hadir di Tokopedia," kata Tokopedia dalam pesan elektronik kepada pengguna, Senin (16/8).
Unicorn itu juga menawarkan promosi berupa uang kembali atau cashback pada layanan GoPayLater. "Kupon cashback 10% untuk transaksi pertama," kata Tokopedia.
Tokopedia sebenarnya mempunyai layanan paylater di platform lewat kolaborasi dengan beberapa perusahaan teknologi finansial (fintech) seperti Kredivo dan Indodana. Sedangkan GoPay menggaet Findaya.
Pada 2019, Tokopedia juga menggandeng Taralite dalam membuat layanan paylater. Teralite diakuisisi oleh OVO pada Maret 2019.
Melalui Teralite, e-commerce bernuansa hijau itu meluncurkan fitur OVO PayLater di platform. Dengan layanan ini, pengguna Tokopedia dapat berbelanja dan membayarnya di kemudian hari.
Namun, layanan OVO Paylater sempat dibekukan di Tokopedia pada tahun lalu. Alasannya, situasi pandemi Covid-19.
Saat itu, OVO menyatakan bakal memaksimalkan layanan paylater kepada seluruh pelanggan. Apabila situasi membaik, OVO paylater di platform Tokopedia kembali beroperasi.
Katadata.co.id pun mengonfirmasi kehadiran GoPayLater kepada Tokopedia. “Untuk memberikan kemudahan lebih bagi masyarakat, kami sebagai bagian dari Grup GoTo saat ini menambahkan metode pembayaran non-tunai ke platform,” ujar VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak kepada Katadata.co.id.
Ia menambahkan, Tokopedia menyediakan sejumlah metode pembayaran untuk memudahkan seluruh lapisan masyarakat bertransaksi. “Konsumen di sisi lain tetap dapat menggunakan semua metode pembayaran yang selama ini tersedia di platform, sesuai dengan preferensi dan kenyamanan masing-masing,” ujarnya.
Katadata.co.id juga mengonfirmasi kehadiran GoPayLater di Tokopedia kepada Gojek. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Tokopedia menggandeng berbagai pihak dalam membuat layanan paylater karena potensinya dinilai besar. Riset Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo menunjukkan, 27% dari 3.560 responden berbelanja di e-commerce dengan cara mencicil atau paylater selama tahun lalu.
Direktur Riset KIC Mulya Amri mencatat, dompet digital (e-wallet) masih menjadi pilihan utama pembayaran di e-commerce selama setahun terakhir. Namun jumlah pengguna paylater di marketplace mulai meningkat.
“Lebih dari 50% pengguna baru menggunakan paylater di e-commerce setahun terakhir atau saat pandemi corona,” kata Mulya saat konferensi pers virtual, pada Juni (9/6). Secara rinci dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Di satu sisi, unicorn itu tidak lagi menerapkan program loyalitas OVO Points sejak April. Pengguna kemudian diarahkan menggunakan TokoPoints untuk menyimpan cashback berupa poin saat berbelanja. Meski begitu, uang kembali sebelumnya masih dapat disimpan ke OVO Point.
Senior Lead Product Manager Retention & Loyalty Tokopedia Gabriella Kawilarang menjelaskan bahwa perusahaan memang meluncurkan kembali program loyalitas TokoPoints. “Ini untuk meningkatkan pengalaman berbelanja pengguna dan memberikan keuntungan lebih banyak di dalam ekosistem Tokopedia," kata Gabriella kepada Katadata.co.id, pada April (16/4).
Dalam praktiknya, TokoPoints bisa digunakan pengguna dalam menyimpan poin dari setiap pembelanjaan menggunakan metode pembayaran apapun. Poin dapat ditukar tanpa ada batas minimum atau maksimum penukaran. Selain itu, bisa digabungkan dengan promo lain seperti bebas ongkos kirim (ongkir).
Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit pun menyampaikan bahwa tidak ada perubahan layanan di platform Tokopedia dan mitra lainnya. "Kami tetap akan mengedepankan kolaborasi untuk mendorong inklusi keuangan," ujar dia kepada Katadata.co.id, pada Mei (18/5).
Harumi mengatakan, selain dengan Tokopedia, OVO berkolaborasi dengan platform e-commerce seperti Blibli, Bhinneka.com, Zalora hingga Lazada. Selain itu, bekerja sama dengan Grab, OYO, Sayurbox, HappyFresh, dan lainnya.
OVO tidak khawatir pangsa pasar dari pengguna Tokopedia berkurang setelah merger dengan Gojek. "Masyarakat Indonesia kini semakin nyaman dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi, sehingga hal ini (merger) merupakan potensi yang luar biasa bagi OVO," ujarnya.