E-Commerce di Asia Tenggara Jalani 3 Tren Baru saat Pandemi

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
1/9/2021, 13.29 WIB

Laporan Google, Temasek, dan Bain dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2020 menunjukkan, transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) e-commerce di Asia Tenggara melonjak 63% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 62 miliar tahun lalu. Angkanya diprediksi naik 23% menjadi US$ 172 miliar pada 2025.

“Lebih dari sepertiga transaksi di e-commerce berasal dari konsumen baru. Delapan dari 10 dari mereka berniat untuk terus berbelanja online (pasca-pandemi corona),” demikian dikutip dari laporan tersebut, tahun lalu (10/11/2020).

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara mencapai US$ 105 miliar atau sekitar Rp 1.475 triliun pada tahun lalu. Sebanyak US$ 44 miliar atau Rp 619 triliun di antaranya disumbang oleh Indonesia.

Nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 11% yoy, sementara Vietnam 16%. “Pertumbuhannya masih double digits,” demikian dikutip dari laporan tersebut.

Pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Thailand sekitar 6-7%. Sedangkan Singapura turun 24% menjadi US$ 9 miliar.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan