Adu Strategi Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak Garap Pasar Pedesaan

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi.
24/2/2022, 06.00 WIB

Perusahaan e-commerce Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak gencar menyasar pasar rural atau pedesaan. Pasar tersebut dianggap mempunyai potensi yang besar.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, bagi startup e-commerce baik pemain lama maupun baru, segmen pedesaan sangat menarik. "Karena masih besar peluang untuk tumbuhnya," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (23/2).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) misalnya mencatat bahwa sejak awal pandemi Covid-19, di Indonesia terjadi peningkatan jumlah konsumen digital sebesar 21 juta orang. Sebanyak 72% berasal dari wilayah perdesaan.

Riset Alpha JWC Ventures dan Kearney juga menunjukkan, ekonomi digital Indonesia akan ditopang oleh konsumen di kota tingkat (tier) dua dan tiga atau perdesaan dalam lima tahun ke depan. Sektor yang akan terdongkrak salah satunya e-commerce.

Riset ini berdasarkan survei terhadap 2.100 lebih konsumen akhir dan 1.100 retailer di 23 kota. Selain itu, wawancara dengan stakeholder di industri di 13 kota tier dua dan tiga.

Riset menunjukkan, lebih dari 83% konsumen di kota tier dua dan tiga merupakan laggards. Alpha JWC Ventures dan Kearney mengklasifikan laggards sebagai masyarakat yang berhati-hati dalam menggunakan teknologi maupun layanan berbasis digital.

Akan tetapi, setelah lima tahun, konsumen di tier dua dan tiga akan lebih mengenal dan nyaman terhadap aktivitas digital. Simak e-commerce dengan pengunjung bulanan tertinggi pada databoks berikut:

Strategi e-Commerce Garap Pasar Pedesaan

Dalam menangkap peluang pasar pedesaan, e-commerce mesti menyiapkan strategi efektif. "Kuncinya tentu menyeimbangkan antara kesiapan dan besarnya pangsa pasar di desa tersebut. Ini agar target dan proyeksinya tepat untuk menjustifikasi program serta pendanaan," ujar Edward.

Karena potensinya yang besar, Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak pun gencar menyasar pasar pedesaan. Direktur Shopee Indonesia Christin Djuarto sempat mengatakan, Shopee melakukan dua pendekatan dalam menyasar pasar luar kota besar atau perdesaan. Pertama, menggaet lebih banyak pembeli.

"Kami mengembangkan layanan agar pengguna di luar kota besar yang belum yakin belanja online bisa mulai menggunakannya," kata Christin dalam konferensi pers virtual pada tahun lalu (16/11/2021).

Salah satu layanan yang banyak digunakan oleh pengguna di wilayah luar kota besar yakni bayar di tempat alias cash on delivery (COD). Ke depan, perusahaan akan mengembangkan lebih banyak layanan seperti COD. "Ini untuk menjawab kebutuhan pembeli di luar kota besar," kata Christin.

Sebab, menurutnya masih banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di perdesaan yang mempunyai kualitas produk baik, namun belum terjangkau digitalisasi.

Shopee juga gencar membuat Kampus UMKM di Solo hingga Jogja. Kampus UMKM Shopee itu akan memberikan kesempatan kepada para UMKM untuk beralih ke platform digital. Mereka bakal mendapatkan pendampingan melalui sesi belajar, konsultasi, dan pelatihan.

Di Kampus UMKM terdapat fasilitas penunjang yang tersedia secara gratis, seperti kelas-kelas pendaftaran dan pembuatan toko online, pengaturan pengiriman dan pengelolaan seller centre, pengembangan usaha, dan pemanfaatan fitur-fitur penunjang bisnis di Shopee.

Ada juga fasilitas pendukung seperti ruangan training, ruang rapat, studio foto dan live streaming, pusat edukasi dan simulasi sistem gudang, serta area pameran.

Shopee juga menyediakan coworking space alias ruang kerja bersama. Ini bisa digunakan UMKM untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi terkait keterampilan digital Sedangkan, Tokopedia dan Bukalapak gencar menyasar pasar perdesaan melalui layanan warung serta kios.

Tokopedia telah menggaet jutaan warung dan toko Mitra di lebih dari 500 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Tahun lalu, unicorn ini mencatatkan penambahan jangkauan kota dan kabupaten lebih dari dua kali lipat dibanding 2019.

Perusahaan yang berafiliasi dengan Gojek itu mencatat, lebih dari 80% mitra warung meraih lebih banyak pelanggan sejak bergabung. Hampir 80% mitra mencatatkan kenaikan keuntungan lebih dari dua kali lipat.

Selain itu, hampir 100% mitra warung Tokopedia menghemat biaya transportasi lebih dari Rp 50.000 per minggu, karena menggunakan fitur Grosir.

Pada lini bisnis warung itu, Tokopedia juga bekerja sama dengan InfraDigital Nusantara yang menggaet lebih dari 6.000 institusi pendidikan meliputi sekolah, perguruan tinggi, pondok pesantren dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM.

Siswa dan mahasiswa yang tergabung di jaringan InfraDigital Nusantara dapat membayar biaya pendidikan melalui warung dan toko Mitra Tokopedia.

Sedangkan, Bukalapak telah menggaet 8,7 juta mitra warung dan kios hingga semester-I 2021. Lini bisnis ini telah berkontribusi sebesar 34% terhadap pendapatan Bukalapak secara keseluruhan pada semester-I 2021.

Bukalapak juga mempunyai pangsa pasar yang besar untuk digitalisasi warung. Berdasarkan survei Nielsen pada Juni 2021, total pangsa pasar Bukalapak mencapai 42%. Survei tersebut dilakukan pada 3.000 warung dan kios pulsa di 14 kota di Indonesia.

Selain dengan lini bisnis warung, Bukalapak menggaet PT Allo Bank Indonesia Tbk untuk menyasar pasar perdesaan. Perusahaan e-commerce yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu membeli 2.49 miliar saham Allo Bank melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue Rp 1,19 triliun atau Rp 478 per saham.

Bukalapak mengatakan, investasi di Allo Bank itu dapat mengoptimalkan konektivitas perseroan dengan vertikal-vertikal baru di pasar UMKM. Bukalapak juga berharap dapat mengembangkan penawaran dan menyediakan akses kredit kepada pelaku usaha dan mitra perseroan di area perdesaan.

Strategi yang akan digunakan yaitu menggabungkan kapabilitas teknologi dengan touchpoint offline. Ini sejalan dengan salah satu tujuan right issue Allo Bank, yakni mengembangkan penyaluran kredit dengan inovasi teknologi atau perbankan digital.

Bukalapak memang berfokus menyasar pasar kota tier dua dan tiga. Kota yang menjadi incaran perusahaan seperti Yogyakarta, Manado, Solo, Palembang, dan Pekanbaru.

Berdasarkan riset internal Bukalapak, 70% transaksi e-commerce terjadi di kota-kota besar. Oleh karena itu, peluang UMKM di luar kota besar dipandang cukup menjanjikan dan berpotensi tumbuh lebih pesat.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan